Fenomena squeezing merupakan salah satu tantangan dalam pembangunan
terowongan bawah tanah, khususnya pada kondisi geologi yang kompleks, massa
batuan yang lemah dan kedalaman yang signifikan. Squeezing terjadi ketika
deformasi plastis massa batuan melebihi kapasitas dukung penyangga, sehingga
dapat mengancam kestabilan dari terowongan. Menurut Hoek dan Marinos (2009)
bahwa batuan memiliki kemampuan terbatas dalam menahan shear stress yang
diakibatkan terjadinya pergeseran akibat adanya deformasi tektonik.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara rock load (Pv) dan
kapasitas maksimum penyangga (Psmax) pada terowongan, agar menghasilkan
rekomendasi teknis sebagai acuan perencanaan sistem penyangga. Data yang
digunakan berupa 202 data sekunder yang bersumber pada literatur internasional.
Analisis dilakukan dengan menghitung rasio Psmax terhadap Pv serta
mengklasifikasikan data berdasarkan tingkat squeezing. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kondisi No Squeezing umumnya memiliki rasio Psmax dan Pv
? 4, sedangkan kasus dengan kondisi Squeezing memiliki rasio < 4. Nilai ambang
4 x Pv diidentifikasi sebagai batas bawah kapasitas penyangga yang memadai untuk
meminimalkan risiko deformasi berlebih.
Perpustakaan Digital ITB