digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Safina Dwiyanti Syahputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Safina Dwiyanti Syahputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Safina Dwiyanti Syahputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Safina Dwiyanti Syahputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Safina Dwiyanti Syahputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Safina Dwiyanti Syahputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Safina Dwiyanti Syahputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Safina Dwiyanti Syahputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Kopi arabika (Coffea arabica) merupakan salah satu komoditas perkebunan penting yang banyak dibudidayakan di dataran tinggi Jawa Barat. Sistem agroforestri yang memadukan tanaman kopi dengan pohon penaung telah lama digunakan untuk meningkatkan produktivitas kopi dan menjaga kualitas lahan. Keberadaan pohon penaung tidak hanya melindungi tanaman kopi dari intensitas cahaya berlebih, tetapi juga berkontribusi pada penambahan bahan organik tanah melalui guguran daun dan akumulasi biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi simpanan karbon pada empat lokasi agroforestri kopi arabika di Jawa Barat (RPH Genteng-Manglayang, Gunung Geulis, Gunung Puntang, dan RPH Cibatu) serta mengkaji hubungan biomassa kopi dengan komponen penyimpan karbon lainnya. Data dikumpulkan melalui inventarisasi pohon peneduh dalam plot 20 m x 20 m, tanaman kopi dalam plot 5 m x 5 m, pengambilan sampel tumbuhan bawah dan serasah dalam plot 1 m x 1 m, dan tanah tiga titik diagonal dalam plot ukuran 20 m × 20 m. Estimasi biomassa pohon dilakukan menggunakan persamaan allometrik, sedangkan karbon tumbuhan bawah, serasah, dan tanah dianalisis secara laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simpanan karbon total tertinggi terdapat di Gunung Puntang (218,69 ton/ha), diikuti Geulis (218,21 ton/ha), Manglayang (190,45 ton/ha), dan terendah di Garut (111,62 ton/ha). Pohon peneduh merupakan komponen dominan penyimpan karbon, dengan kontribusi mencapai 85-90% dari total simpanan karbon di setiap lokasi. Biomassa kopi menunjukkan hubungan yang bervariasi dengan simpanan karbon pohon peneduh, dipengaruhi oleh faktor kerapatan tajuk dan intensitas pencahayaan. Penelitian ini menegaskan bahwa pengelolaan struktur tegakan peneduh yang optimal menjadi faktor kunci dalam meningkatkan efisiensi fungsi mitigasi karbon pada sistem agroforestri kopi arabika di Jawa Barat yang mendukung pertumbuhan tanaman kopi arabika.