digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT X adalah perusahaan farmasi dengan kapabilitas utama mengekstrak bahan alam Indonesia. Saat ini, PT X melakukan ekspansi ke hilir untuk meluncurkan brand produk farmasi milik sendiri. Salah satu produk yang dikembangkan adalah madu fortifikasi (madu dengan nutrisi tambahan) untuk anak-anak bernama madu Y. Pada pengembangannya, madu Y menghadapi kendala pada desain kemasan. Temuan awal pada studi pendahuluan menunjukkan bahwa desain kemasan produk saat ini mengakibatkan adanya penumpukan endapan ekstrak pada bagian bawah botol sehingga madu sulit untuk keluar dari kemasan. . Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan metode engineering design agar desain kemasan madu Y memenuhi kebutuhan fungsional dan kebutuhan dari target konsumen. Dalam penelitian ini, kuesioner Kano digunakan untuk memperoleh kebutuhan konsumen dan klasifikasinya terhadap model Kano, Quality Function Deployment (QFD) fase I dan II untuk mengolah kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan teknis lalu ke kebutuhan komponen, Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) untuk merancang komponen sesuai parameter yang diinginkan, serta matriks Pugh untuk mengevaluasi dan memilih alternatif desain kemasan madu Y. Kuesioner Kano menghasilkan 13 kebutuhan konsumen (CR) tergolong basic, one- dimensional, dan excitement. QFD fase I menghasilkan 13 atribut teknis (EC) berpasangan dengan setiap CR beserta bobot, target, dan arah perbaikan. Pada QFD fase II, EC dipetakan terhadap komponen kemasan madu untuk mengetahui bobot komponen madu Y. Selanjutnya, dilakukan perbaikan parameter komponen sesuai metode TRIZ. Kombinasi solusi TRIZ menghasilkan delapan alternatif konsep desain. Matriks Pugh dipakai untuk memilih alternatif terbaik. Konsep terpilih adalah desain kemasan dengan body PET, dimensi yang memudahkan genggaman, tutup flip-top dengan tumpuan jari, serta spout dengan silicone valve untuk mengontrol aliran madu. Hasil validasi menunjukkan desain usulan ini memperoleh rerata kepuasan lebih tinggi untuk mayoritas CR, dan peningkatan signifikan berdasarkan uji paired t-test. Konsep desain kemasan ini digunakan sebagai arahan bagi pihak maklon untuk memproduksi kemasan madu sesuai kebutuhan fungsional dan target konsumen..