Intsia bijuga Kuntze (Fabaceae) atau kayubesi dikenal sebagai tanaman penghasil kayu dengan kualitas sangat baik sehingga sering digunakan untuk bahan bangunan, furnitur dan alat musik. Dalam pengobatan tradisional di Papua, kulit kayu I. bijuga digunakan sebagai obat diare, dan reumatik. Eksploitasi yang berlebihan mengakibatkan spesies ini terancam punah padahal masih banyak informasi kimia yang perlu digali, salah satunya adalah kandungan senyawa dalam tanaman ini. Berdasarkan alasan tersebut, maka penelitian ini dilakukan. Dari studi literatur, fitokimia genus Intsia dilaporkan mengandung senyawa kelompok flavonoid, stilben dan terpenoid. Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi tiga buah senyawa dari kelompok flavonoid yang memiliki hubungan biogenesis yaitu aromadendrin, luteolin, dan apigenin. Penentuan struktur ketiga senyawa tersebut dilakukan berdasarkan data spektroskopi UV-Vis, inframerah (IR), dan 1H-NMR. Hasil uji sitotoksisitas terhadap sel murin leukemia P-388 menunjukkan nilai IC50 dari aromadendrin, luteolin, dan apigenin berturut-turut adalah 57 μg/mL; 0,27 μg/mL dan 3,6 μg/mL. Planaritas pada cincin C dan adanya gugus orto dihidroksi pada cincin B menyebabkan aktivitas sitotoksiknya semakin meningkat.
Perpustakaan Digital ITB