digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peningkatan jumlah kendaraan bermotor serta sektor industri di kota Bandung dapat menjadi sumber polutan udara, salah satunya adalah logam berat. Polutan logam berat di udara dapat berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga dibutuhkan pemonitoran kualitas udara. Lichen dan kulit batang pohon di pinggir jalan dapat menyerap logam berat dari polutan udara yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor, sehingga lichen dan kulit batang pohon dapat digunakan sebagai indikator tingkat pencemaran udara di suatu lokasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur akumulasi beberapa jenis logam berat pada lichen Parmeliaceae dan kulit batang pohon mahoni, serta dikaitkan dengan luas tutupan dan keanekaragaman lichen; menganalisis pengaruh mikroklimat, substrat lichen dan faktor antropogenik yaitu jumlah kendaraan terhadap akumulasi logam berat oleh lichen Parmaliaceae dan kulit batang pohon mahoni; dan mengidentifikasi jenis lichen yang tumbuh di pohon titik pengambilan sampel di lokasi penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Desember 2021. Pengambilan sampel dilakukan secara plot-less sampling pada 25 pohon Mahoni yang tersebar di 5 lokasi di kota Bandung, yaitu Taman Persib (TP) di Jalan Supratman, taman Pustaka Bunga (TPB) di Jalan Citarum, taman Maluku (TM) di Jalan Ambon, Terminal Leuwi Panjang (TLP), dan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Dago (THR) sebagai lokasi kontrol yang dianggap paling alami kondisinya. Sampel lichen foliose dari familia Parmeliaceae dan kulit batang pohon diambil dari pohon mahoni familia Meliaceae pada ketinggian minimal 1 meter di atas tanah menggunakan kuadrat berukuran 20 x 32 cm². Pada setiap lokasi pengambilan sampel dilakukan pengukuran data mikroklimat yang meliputi intensitas cahaya, kelembaban udara, suhu udara; data profil substrat berupa pengamatan tekstur kulit batang pohon, pengukuran pH kulit batang pohon, bukaan kanopi dan diameter batang pohon; juga data faktor antropogenik berupa volume kendaraan pada weekday saat peak hour pagi dan sore hari. Sampel lichen dan kulit batang pohon yang dicuplik kemudian diukur akumulasi logam berat As, Cu, Cr dan Pb menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Data dianalisis menggunakan software SPSS statistics serta PAST 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi signifikan antara akumulasi logam berat Cr dan Pb pada sampel lichen dan kulit batang pohon. Akumulasi logam berat Cr pada kulit batang pohon (30,034±0,363 ?g g^(-1)) lebih tinggi dibandingkan akumulasi pada lichen (17,080±0,322 ?g g^(-1)), sedangkan untuk akumulasi Pb pada kulit batang pohon (15,488 ±0,344 ?g g^(-1)) memiliki konsentrasi yang lebih rendah dari lichen (24,377±0,478 ?g g^(-1)). Konsentrasi logam berat As (0,03±0,002 ?g g^(-1)), Pb (24,377±0,478 ?g g^(-1)) dan Cr (17,080±0,322 ?g g^(-1)) pada sampel lichen paling tinggi terakumulasi di TP, sedangkan konsentrasi tertinggi Cu (34,943±0,380 ?g g^(-1)) terakumulasi di TLP. Akumulasi logam berat As (1,131±0,041 ?g g^(-1)), Pb (15,488 ±0,344 ?g g^(-1)) dan Cr (30,034±0,363 ?g g^(-1)) pada kulit batang paling tinggi terakumulasi di TP, sedangkan konsentrasi tertinggi Cu (18,682±0,283 ?g g^(-1)) terakumulasi di TPB. Di lokasi THR, konsentrasi semua logam berat pada lichen dan pada kulit pohon tercatat yang paling rendah. Terdapat korelasi negatif antara konsentrasi logam berat pada lichen dan kulit batang terhadap keanekaragaman lichen, luas tutupan lichen pada pohon serta pH kulit batang pohon. Keanekaragaman lichen menurun seiring meningkatnya konsentrasi logam berat yang terkandung dalam lichen serta kulit batang, begitupun pH kulit batang yang menurun seiring meningkatnya konsentrasi logam berat. Teridentifikasi ada 12 spesies lichen di 5 lokasi pengambilan sampel dengan bentuk morfologi talus foliose (7 spesies) yaitu Parmelia sp. 1, Parmelia sp. 2, Parmelia sp. 3, Parmelia sp. 4 Parmotrema sp., Dirinaria sp., Xanthoparmelia sp.; dan crustose (5 spesies), yaitu Lepraria sp., Cryptothecia sp. 1, Cryptothecia sp. 2, Graphis sp. dan Lecanora sp. Indeks keanekaragaman lichen tertinggi dengan kategori sedang terdapat pada THR (H’ = 1,39), diikuti oleh TM (H’ = 1,13), TLP (H’ = 0,51), TPB (H’ = 0,21). TP memiliki indeks keanekaragaman lichen yang paling rendah (H’ = 0,02). Pada THR ditemukan spesies Parmotrema sp. yang termasuk kategori sensitif, sedangkan spesies Parmelia sp. ditemukan di semua lokasi pengambilan sampel, juga mendominasi luas tutupan lichen pada TP, yaitu 93,233 cm² dari total luas tutupan 93,395 cm² dan TPB, seluas 44,066 cm² dari total luas tutupan 46,300 cm². Volume rata-rata kendaraan di sekitar lokasi pengamatan pada weekday saat peak hour yang tertinggi terdapat di TP, yaitu sebanyak 17.776 kendaraan/jam, diikuti oleh TLP: 10.224 kendaraan/jam, TM: 6.007 kendaraan/jam, TPB: 3.501 kendaraan/jam, dan THR memiliki rata-rata volume kendaaran paling rendah yaitu 589 kendaraan/jam. Berdasarkan hasil analisis PCA, akumulasi logam berat pada sampel lichen dan kulit batang pohon diduga berkaitan dengan tingkat kepadatan lalu lintas, pH kulit batang, suhu dan tekstur kulit batang. Akumulasi logam berat pada lichen dan kulit batang berkorelasi negatif terhadap keanekaragaman lichen dan luas tutupan lichen pada kulit batang. Peningkatan akumulasi logam berat akan menyebabkan penurunan indeks keanekaragaman dan menurunkan luas tutupan lichen pada batang pohon; Parmelia adalah salah satu jenis lichen yang dapat ditemukan di seluruh lokasi penelitian, sedangkan Parmotrema dapat menjadi indikasi kualitas udara yang masih baik karena hanya ditemukan di lokasi kontrol dengan tingkat akumulasi logam yang paling rendah.