Indonesia berada di wilayah dengan intensitas gempa yang cukup tinggi, sehingga bangunan perlu dirancang tahan terhadap gempa dengan mengikuti ketentuan dan aturan yang ada. Namun pada kasus bangunan sekolah non-engineered, pembangunan biasa dilakukan tanpa mengikuti aturan tersebut. Sehingga untuk mengantisipasi korban jiwa akibat terjadinya gempa, perlu adanya perkuatan bangunan non-engineered. Tugas Akhir ini disusun untuk menentukan kriteria bangunan sekolah yang perlu untuk diperkuat terlebih dahulu. Kriteria ditentukan dengan melihat mekanisme kegagalan yang diperoleh menggunakan metode pushover dengan bantuan software SAP2000.
Tahapan pengerjaan akan dimulai dari perhitungan hubungan P-? elemen strut diagonal dan pemodelan elemen guna menentukan hubungan momen-kurvatur elemen balok dan kolom. Kemudian validasi pemodelan dengan membandingkan hasil analisis struktur dinding yang dimodelkan sebagai strut diagonal menggunakan SAP2000 dengan hasil uji eksperimen. Setelah pemodelan elemen dan dinding bata divalidasi, dilanjutkan dengan pemodelan sekolah. Hasil yang diperoleh adalah kurva kapasitas, demand spectrum, distribusi sendi plastis, dan gaya aksial strut tekan.
Hasil menunjukkan bahwa bangunan sekolah tinjauan 1 lantai dengan arah pembebanan sumbu-x dan sumbu-y mengalami kegagalan kolom terlebih dahulu pada dinding yang diberi pembebanan out-of-plane. Sedangkan bangunan sekolah tinjauan 2 lantai dengan arah pembebanan sumbu-x dan sumbu-y mengalami keretakan dinding terlebih dahulu dan tidak terjadi kegagalan pada elemen balok dan kolom hingga batas akhir analisis.
Perpustakaan Digital ITB