digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sumber panas bumi yang melimpah. Hal ini membuat indonesia menduduki posisi ke-2 di dunia sebagai negara dengan potensi sumber daya panas bumi yang melimpah, dengan kapasitas 1.948MW di tahun 2018. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi adalah Daerah Panas Bumi Amohola, yang terletak di Sulawesi Tenggara. Untuk memaksimalkan potensi panas bumi tersebut perlu dilakukan eksplorasi sehingga panas bumi di daerah tersebut bisa dieksploitasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat model konseptual sistem panas bumi dari Daerah Panas Bumi Amohola. Data yang digunakan pada penelitian adalah data gayaberat serta topografi dari hasil penelitian oleh PSDMBP pada tahun 2014 di Daerah Panas Bumi Amohola. Kemudian dari data tersebut dilakukan koreksi lintang, koreksi udara bebas, dan koreksi Bouguer ulang, dilanjutkan dengan pemisahan anomali regional dan residual menggunakan metode moving average dan metode trend surface analysis polinomial orde-2. Hasil dari kedua metode tersebut akan dibandingkan, lalu akan dipilih hasil yang lebih optimal untuk menggambarkan sistem panas bumi dari Daerah Panas Bumi Amohola. Setelah dilakukan pemisahan anomali regional dan residual, peta residual yang dipilih adalah peta interpolasi trend surface analysis polinomial orde-2 karena kontras antar nilai anomali lebih terlihat jelas. Peta anomali residual trend surface analysis polinomial orde-2 kemudian dipakai untuk proses pemodelan ke depan 2.5D, dengan menggunakan background density berupa densitas hasil rata-rata laboratorium yaitu 2.63 gr/cc. Dari hasil pemodelan ke depan 2.5D, diperoleh bahwa terdapat intrusi berupa batuan beku yang terbentuk akibat aktivitas lempeng tektonik dengan spekulasi awal bahwa intrusi tersebut merupakan heat source. Pada pemodelan ini, terlihat basement rock yang berupa batu gamping malihan, sesuai dengan stratigrafi yang terdapat pada peta geologi. Berdasarkan hasil pemodelan, juga terdapat dugaan sementara bahwa reservoir terdapat di bawah batuan konglomerat, dengan batuan konglomerat sebagai cap rock. Untuk daerah outflow terdapat dugaan sementara bahwa daerah tersebut berada di Mata Air Panas Amohola yang terletak tepat pada sesar.