digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Engki Andri Kisnarti
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER Engki Andri Kisnarti
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 1 Engki Andri Kisnarti
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 2 Engki Andri Kisnarti
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 3 Engki Andri Kisnarti
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 4 Engki Andri Kisnarti
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 5 Engki Andri Kisnarti
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

PUSTAKA Engki Andri Kisnarti
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

LAMPIRAN Engki Andri Kisnarti
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Sampah laut plastik lintas batas (transboundary) menjadi permasalahan penting di Indonesia, mengingat sirkulasi arus di perairan Indonesia dipengaruhi oleh arus monsun Indonesia (Armondo) dan arus lintas Indonesia (Arlindo). Sementara itu, penelitian tentang sampah laut plastik lintas batas di Indonesia dengan menggunakan model arus laut dan model lintasan belum banyak berkembang dan masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan peran distribusi densitas dan sirkulasi dinamika arus di perairan Indonesia, serta mengkaji pola pergerakan sampah laut plastik: lokasi terkumpul maupun sampah plastik berasal. Kebaruan dalam penelitian ini adalah diperolehnya pemahaman dan pengetahuan tentang peran dinamika arus laut di Indonesia dalam menggerakkan sampah laut plastik. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan numerik HAMburg Shelf Ocean Model (HAMSOM) dan model lintasan (trajectory). Model hidrodinamika HAMSOM disimulasikan selama satu tahun (2013) dalam kondisi tahun netral. Hasil simulasi tersebut digunakan untuk menganalisis distribusi densitas dan arus perairan Indonesia. Data arus tersebut selanjutnya digunakan sebagai input dalam model lintasan. Model lintasan beda maju (forward model) digunakan untuk memprediksi distribusi gerak sampah plastik di laut, sedangkan model lintasan beda mundur (backward model) digunakan untuk melacak sumber sampah plastik di laut. Sampah plastik yang disimulasikan adalah sampah di permukaan laut dengan ukuran makro (2,5 cm –1 m) dan memiliki densitas lebih kecil dari densitas air laut. Sampah tersebut dianggap sebagai partikel konservatif yang tidak mengalami degradasi, biodegradasi maupun mineralisasi. Proses kimia dan pengaruh gelombang terhadap pergerakan sampah laut plastik juga diabaikan. Hasil penelitian tentang karakteristik densitas dan kestabilan kolom air perairan Indonesia menunjukkan bahwa densitas di permukaan perairan Indonesia berkisar 1.017–1.023 kg m-3. Frekuensi Brunt Väisälä kuadrat (N2) di perairan Indonesia berkisar antara 0,1–0,8x10-3 s-2. Rata-rata kedalaman N2 maksimum di Indonesia bagian barat dan Laut Arafura terjadi di 11–50 m, sedangkan di Indonesia bagian timur dan Samudra Hindia terdapat di kedalaman 75–100 m. Lapisan kolom air di Indonesia timur mempunyai karakteristik yang lebih stabil daripada di barat. Hasil model lintasan beda maju yang disimulasikan setiap bulan selama satu tahun menunjukkan bahwa pola pergerakan sampah plastik mengikuti pola pergerakan arus monsun Indonesia. Arus monsun timur di Indonesia lebih dominan dan berkontribusi dalam membawa sampah plastik lintas batas menuju Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan Laut Tiongkok Selatan (56%). Selain itu, sampah plastik yang berada di perairan Indonesia ditemukan terdampar di beberapa pantai Indonesia terutama pada bulan Mei (89%). Sebaliknya, sampah plastik yang tetap berada di permukaan laut juga banyak terlihat pada bulan September (93%). Model lintasan beda maju yang disimulasi selama satu tahun menunjukkan bahwa lebih dari separuh sampah laut plastik lintas batas yang berasal dari Indonesia tetap berada di perairan Indonesia (59,5%). Sampah plastik lintas batas yang masuk ke perairan Indonesia dari batas utara mencapai 44%, sedangkan sampah plastik yang berasal dari negara di batas selatan Indonesia hanya melintasi perairan Indonesia dan jumlahnya kecil (2%). Hasil simulasi model lintasan beda mundur menunjukkan bahwa sampah laut plastik yang ditemukan di daerah studi kasus, selain berasal dari wilayah itu sendiri ternyata juga berasal dari wilayah lain; baik dari wilayah Indonesia maupun dari ZEE Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa dinamika arus di perairan Indonesia mempunyai peranan penting dalam distribusi pergerakan sampah laut plastik lintas batas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia berkontribusi terhadap sampah plastik di Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan Laut Tiongkok Selatan. Selain itu, perairan Indonesia juga merupakan tempat perlintasan dan tempat terkumpulnya sampah plastik baik dari Indonesia maupun dari negara-negara tetangga.