digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1999_TS_PP_MUHAMMAD_HENDRY_1-public domain.pdf

File tidak tersedia

1999_TS_PP_MUHAMMAD_HENDRY_1-BAB_I.pdf
File tidak tersedia

1999_TS_PP_MUHAMMAD_HENDRY_1-BAB_II.pdf
File tidak tersedia

1999_TS_PP_MUHAMMAD_HENDRY_1-BAB_III.pdf
File tidak tersedia

1999_TS_PP_MUHAMMAD_HENDRY_1-BAB_IV.pdf
File tidak tersedia

1999_TS_PP_MUHAMMAD_HENDRY_1-BAB_V.pdf
File tidak tersedia

1999_TS_PP_MUHAMMAD_HENDRY_1-BAB_VI.pdf
File tidak tersedia

1999_TS_PP_MUHAMMAD_HENDRY_1-BAB_VII.pdf
File tidak tersedia

1999_TS_PP_MUHAMMAD_HENDRY_1-DAFTAR PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Abstrak: Selama ini para pelaku pasar modal, pengamat dan akademisi bertanya-tanya, faktor apakah sebenarnya yang mempengaruhi atau yang dikapitalisasi oleh pasar dalam pembentukan nilai (harga) dari suatu saham di pasar modal dan metode penilaian mana yang secara akurat dan komprehensif yang mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan. Pada akhir tahun 1980-an, Stern Stewart & Co, menemukan konsep baru yang disebut dengan Economic Value Added (EVA). Konsep EVA merupakan pendekatan dalam menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan pemiliki modal. Penggunaan EVA dalam menilai kinerja membuat perusahaan untuk lebih memfokuskan perhatian pada usaha penciptaan nilai tambah, dimana nilai tambah yang dihasilkan diperoleh dengan cara mengurangi beban biaya modal yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. Penggunaan konsep ini tidak seperti ukuran kinerja tradisional, dimana konsep EVA dapat berdiri sendiri tanpa perlu analisa perbandingan dengan perusahaan sejenis ataupun membuat analisa kecenderungan atau trend. Dalam rumusan sederhana, apabila EVA >0 berarti ada nilai tambah ekonomi terhadap perusahaan dan bila EVA