digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Akhir akhir ini, Indonesia telah diklasifikasikan sebagai negara dengan indeks pengembalian/ index return besar di pasar modal. Pernyataan ini didukung dengan perbandingan index return negara-negara besar lainnya seperti Hong Kong, AS, dan India. Sebelumnya, banyak penelitian telah membahas hubungan dinamis antara volume perdagangan/ trading volume dan pengembalian saham/stock return. Namun untuk kawasan negara Indonesia, studi yang berkaitan jarang dibahas. Penelitian terkini dilakukan oleh Christina & Mamduch (2016) dan mereka mempelajari hubungan dinamis antara volume perdagangan dan pengambalian saham di pasar saat Bull dan Bear. Maka dari itu, penelitian ini dilaksanakan berdasarkan masalah tersebut. Kemudian, penelitian ini difokuskan untuk menemukan hubungan kontemporer pengembalian saham dan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013 – 2017. Dengan mengadaptasi penelitian milik Tapa & Hussin (2012), ada tiga tes yang dilakukan: Analisa deskriptif, Tes korelasi, dan Tes regresi Ordinary Least Square (OLS). Dalam tes analisa deskriptif, data pengembalian saham menunjukkan hasil rata-rata rendah dan positif (0,004672) yang artinya memiliki tingkat volatilitas yang lebih rendah. Lalu, tes analisa tersebut juga menunjukan kesenjangan yang cukup besar antara nilai maksimum dan minimum (nilai minimal: -0,6183; nilai maksimal: 1,0605) menunjukkan tingkat keberagaman yang tinggi. Selain itu, data pengembalian saham memiliki kecondongan positif dan distribusi yang memuncak daripada distribusi normal. (Hair et al., 2013, p. 34). Artinya data pengembalian saham memiliki distribusi tidak normal. Hasil ini didukung dengan tes Kolmogorov – Smirnov yang mengarahkan pada hasil yang sama. Di sisi lain, data volume perdagangan memiliki nilai rata-rata positif dan tinggi sebesar 19,213981. Hasil ini memperlihatkan bahwa data volume perdagangan memiliki volatilitas yang tinggi. Volume perdagangan juga memiliki kesenjangan yang lebar dilihat dari nilai maksimal dan minimal tes. (nilai minimal: 4.2767; nilai maksimal: 22.3661). Selanjutnya dalam tes deskriptif hasil menggambarkan kecondingan negatif untuk volume perdagangan dan tes Kurtosis menunjukkan distribusi puncak daripada distribusi normal. (Hair et al., 2013, p. 34). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa perdagangan volume menyandang distribusi yang tidak normal. Dalam uji korelasi, hasil tes menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara Volume Perdagangan dan pengembalian Saham. Selanjutnya, hasil uji regresi memiliki nilai adjusted R-square yang berbeda untuk persamaan yang dilakukan. Uji regresi yang digunakan untuk Volume Perdagangan terhadap pengembalian saham bernilai 9% sedangkan volume perdagangan terhadap pengembalian saham memiliki nilai 15,9%. Hasil dari kedua persamaan memilik nilai tes F yang signifikan, maka dari itu variabel yang dipakai dalam persamaan memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa negara Indonesia memiliki hubungan kontemporer signifikan positif antara volume perdagangan dan pengembalian saham. Hubungan positif ini menunjukkan bahwa konten informasi dari volume mempengaruhi pengembalian saham di masa depan. Selain itu pernyataan ini selaras dengan, studi sebelumnya seperti: Lee & Rui (2000); Hsiao (2004); Attari, Rafiq, & Awan (2012); Chen (2012); Chevallier & Sévi (2012); Al-Jafari & Tliti (2013); Darwish & Marwan (2012); Christiana, Setiana & Mamduch (2016); Tapa & Hussin (2016). Dengan demikian, studi ini menyarankan sebuah saran agar pembaca bisa memberi keputusan yang efektif di pasar saham, terutama ketika berhadapan dengan volume perdagangan dan pengembalian saham. Bagi pengatur kebijakan, apabila berpikir untuk memfokuskan peningkatan volume perdagangan di pasar BEI untuk menyesuaikan nilai pengembalian saham yang sesuai. Di sisi lain, bagi penanam modal/ investor dapat mempertimbangkan untuk memfokuskan investasinya pada unit volume perdagangannya di BEI karena dengan demikian pengembalian saham akan mengikuti. Bagi para peneliti yang menekuni topik bersangkutan, untuk meneliti variabel independen yang berbeda atau menambahkan variabel independen agar membuat model regresi yang lebih baik