Akhir akhir ini, Indonesia telah diklasifikasikan sebagai negara dengan indeks
pengembalian/ index return besar di pasar modal. Pernyataan ini didukung dengan
perbandingan index return negara-negara besar lainnya seperti Hong Kong, AS, dan India.
Sebelumnya, banyak penelitian telah membahas hubungan dinamis antara volume
perdagangan/ trading volume dan pengembalian saham/stock return. Namun untuk kawasan
negara Indonesia, studi yang berkaitan jarang dibahas. Penelitian terkini dilakukan oleh
Christina & Mamduch (2016) dan mereka mempelajari hubungan dinamis antara volume
perdagangan dan pengambalian saham di pasar saat Bull dan Bear. Maka dari itu, penelitian
ini dilaksanakan berdasarkan masalah tersebut. Kemudian, penelitian ini difokuskan untuk
menemukan hubungan kontemporer pengembalian saham dan volume perdagangan di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013 – 2017.
Dengan mengadaptasi penelitian milik Tapa & Hussin (2012), ada tiga tes yang dilakukan:
Analisa deskriptif, Tes korelasi, dan Tes regresi Ordinary Least Square (OLS). Dalam tes analisa
deskriptif, data pengembalian saham menunjukkan hasil rata-rata rendah dan positif
(0,004672) yang artinya memiliki tingkat volatilitas yang lebih rendah. Lalu, tes analisa
tersebut juga menunjukan kesenjangan yang cukup besar antara nilai maksimum dan
minimum (nilai minimal: -0,6183; nilai maksimal: 1,0605) menunjukkan tingkat keberagaman
yang tinggi. Selain itu, data pengembalian saham memiliki kecondongan positif dan
distribusi yang memuncak daripada distribusi normal. (Hair et al., 2013, p. 34). Artinya data
pengembalian saham memiliki distribusi tidak normal. Hasil ini didukung dengan tes
Kolmogorov – Smirnov yang mengarahkan pada hasil yang sama.
Di sisi lain, data volume perdagangan memiliki nilai rata-rata positif dan tinggi sebesar
19,213981. Hasil ini memperlihatkan bahwa data volume perdagangan memiliki volatilitas
yang tinggi. Volume perdagangan juga memiliki kesenjangan yang lebar dilihat dari nilai
maksimal dan minimal tes. (nilai minimal: 4.2767; nilai maksimal: 22.3661). Selanjutnya dalam
tes deskriptif hasil menggambarkan kecondingan negatif untuk volume perdagangan dan tes
Kurtosis menunjukkan distribusi puncak daripada distribusi normal. (Hair et al., 2013, p. 34).
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa perdagangan volume menyandang distribusi yang
tidak normal.
Dalam uji korelasi, hasil tes menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara Volume
Perdagangan dan pengembalian Saham. Selanjutnya, hasil uji regresi memiliki nilai adjusted
R-square yang berbeda untuk persamaan yang dilakukan. Uji regresi yang digunakan untuk
Volume Perdagangan terhadap pengembalian saham bernilai 9% sedangkan volume
perdagangan terhadap pengembalian saham memiliki nilai 15,9%. Hasil dari kedua
persamaan memilik nilai tes F yang signifikan, maka dari itu variabel yang dipakai dalam
persamaan memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.
Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa negara Indonesia memiliki
hubungan kontemporer signifikan positif antara volume perdagangan dan pengembalian
saham. Hubungan positif ini menunjukkan bahwa konten informasi dari volume
mempengaruhi pengembalian saham di masa depan. Selain itu pernyataan ini selaras dengan,
studi sebelumnya seperti: Lee & Rui (2000); Hsiao (2004); Attari, Rafiq, & Awan (2012); Chen
(2012); Chevallier & Sévi (2012); Al-Jafari & Tliti (2013); Darwish & Marwan (2012); Christiana,
Setiana & Mamduch (2016); Tapa & Hussin (2016). Dengan demikian, studi ini menyarankan
sebuah saran agar pembaca bisa memberi keputusan yang efektif di pasar saham, terutama
ketika berhadapan dengan volume perdagangan dan pengembalian saham. Bagi pengatur
kebijakan, apabila berpikir untuk memfokuskan peningkatan volume perdagangan di pasar
BEI untuk menyesuaikan nilai pengembalian saham yang sesuai. Di sisi lain, bagi penanam
modal/ investor dapat mempertimbangkan untuk memfokuskan investasinya pada unit
volume perdagangannya di BEI karena dengan demikian pengembalian saham akan
mengikuti. Bagi para peneliti yang menekuni topik bersangkutan, untuk meneliti variabel
independen yang berbeda atau menambahkan variabel independen agar membuat model
regresi yang lebih baik