digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proses perkembangan perekonomian dan dunia usaha dewasa ini telah berkembang dengan cepat. Sehingga mendorong semua badan usaha yang terlibat di dalamnya harus memiliki strategi dalam melaksanakan organisasinya agar mampu bersaing dan mempertahankan kelanjutan usahanya. Salah satu bagian terpenting yang harus dikelola dengan baik adalah tentang masalah pemodalan. Setiap perusahaan hams mampu mendapatkan sumber dana yang cukup untuk digunakan dalam pembiayaan usahannya. Dan sumber dana ini bisa berasal dari berbagai sumber. Pasar modal adalah salah satu alternatif dari sumber pemodalan dewasa ini yang cukup potensial.Karena sumber pemodalan ini menjanjikan berbagai keuntungan yang cukup menarik. Sehingga perusahaan-perusahaan dapat menarik sejumlah dana dari masyarakat, yang kemudian digunakan sebagai permodalan dalam menjalankan usahanya. Harga saham sebagai indikator nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa variabel. Dimana variabel-variabel tersebut secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap transaksi saham. Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : variabel terikatnya adalah harga saham, sedangkan variabel bebasnya adalah Return On Investment, Current Ratio, tingkat inflasi, tingkat bunga deposito, jumlah uang beredar (M2), kurs rupiah terhadap dollar Amerika, volume penjualan saham, dan harga saham masa lalu. Penelitian ini menggunakan metoda Struktural Equation Modeling, (SEM). Dimana SEM ini merupakan teknik multivariate yang dapat mengkombinasikan aspekaspek dari multiple regresi dan factor analisis untuk mengestimasi berbagai hubungan dan ketergantungan antar variabel secara simultan. Untuk mempersempit permasalahan, penelitian ini hanya dilakukan pada sektor perbankan yang ada di Indonesia. Dan untuk melihat gambaran secara umum dari perbankan yang ada di Indonesia maka diambil beberapa sampel bank yaitu 17 bank yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta yaitu untuk periode tahun 2001 sampai dengan 2004. Selanjutnya untuk mempermudah analisis, dengan menggunakan teknik Analisis Cluster maka ke 17 bank tersebut dikelompokan menjadi 5 cluster berdasarkan kesamaan karakteristinya. Dan terdapat 5 bank yang dianalisis sebagai perwakilan tiap cluster, yang kemudian perwakilan tersebut dianggap mewakili ke 17 bank tersebut dan juga secara umum mewakili kondisi perbankan yang ada di Indonesia.