digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak : Efek gerak dari wayang kulit bayangan kelir merupakan bagian yang menentukan dari suatu pertunjukan hasil kreasi para dalang. Peralatan terpenting dalam suatu pertunjukan bayangan dari aspek gerak ini, adalah wayang kulit, blencong (lampu pertunjukan), kelir (layar) dan debog (batang pisang), yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bahasan dari penelitian ini adalah wayang kulit purwa Yogyakarta dalam lakon Parta Krama yang merupakan salah satu lakon wayang kulit gaya pewayangan Yogyakarta, dengan pedalangan versi Ki Timbul Hadiprayitno KMT Cermo Menggolo. Kajiannya dari aspek gerak (sabet: Jawa) melalui bayangan lampu blencong pada kelir. Pendekatan dan analisis menggunakan bahasa rupa untuk mengetahui aspek bercerita pada gerak bayangan pagelaran tersebut. Fokus analisis gerak pada Pathet Nem jejer I, adegan Kedhaton Dwarawati, yang menceritakan pertemuan raja Prabu Kresna, Samba, Prabu Baladewa, Setyaki, Patih Udawa dan Gathotkaca. Pada pertemuan ini Prabu Baladewa marah pada Gathotkaca dan berniat menghajarnya, tapi berhasil dicegah Prabu Kresna. Selain menggunakan pendekatan dan analisis bahasa rupa, dari segi keilmuan penelitian ini dibantu melalui pendekatan ilmu pedalangan dan ilmu sosial-budaya. Oleh karena itu dalam penelitian gerak pergelaran bayangan ini banyak digunakan istilah-istilah pedalangan dalam budaya pewayangan gaya Jawa Yogyakarta yang semula mengacu pada Pendidikan Dalang Habirandha Yogyakarta Hasil analisisnya adalah, pergelaran wayang kulit purwa gaya Yogyakarta, pada aspek gerak diperoleh pendataan gerak untuk mendapatkan detail gerak. Masing-masing detail adegan gerak memiliki ceritanya, dan karakter gerak tokoh menentukan bahasa tubuh geraknya. Pada penelitian pergelaran bayangan wayang kulit purwa gaya Yogyakarta, dalam kajian bahasa rupa gerak lakon Parta Krama, digunakan sequence ke-11 dan 70 gambar gerak yang masing-masing gambar gerak memiliki penggambaran cerita tersendiri. Kemudian dari usaha ini sesuai dengan tujuannya adalah untuk memperoleh ragam gerak bahasa rupa wayang bayangan, maka dari sequence ke-11 dan 70 gambar gerak tersebut dapat diperoleh ragam bahasa rupa gerak dari lakon Parta Krama sequence ke-11 adegan Kedhaton Dwarawati.