digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Marcolowey Simanungkalit
PUBLIC Irwan Sofiyan

Kadar aspal yang tinggi pada campuran Stone Matrix Asphalt (SMA) menjadi permasalahan pada saat proses pengiriman campuran aspal karena terjadinya pengaliran aspal (asphalt draindown). Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 Revisi 2 mensyaratkan penggunaan stabilizer pada campuran SMA untuk mengatasi permasalahan pengaliran aspal. Salah satu cara agar pengaliran aspal tidak terjadi adalah dengan melakukan modifikasi pada aspal. Pada penelitian ini aspal dimodifikasi dengan memanfaatan limbah plastik PET sebagai alternatif modifier aspal yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan asphalt draindown, disamping itu campuran SMA merupakan campuran aspal panas yang tahan terhadap permasalahan rutting namun perlu dilakukan pengujian ketahanan terhadap kelelahan (fatigue). Metode pencampuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memodifikasi asbuton murni dengan PET dengan variasi kadar PET 2%, 4% dan 6% dari berat aspal, proses pencampuran menggunakan high shear mixer dengan kecepatan 4000 rpm pada suhu 165±°C selama 1 jam. Variasi kadar PET masingmasing dilakukan pengujian Dynamic Shear Rheometer (DSR) untuk menentukan kadar PET yang digunakan dalam pengujian lanjutan dengan kriteria Performance Grade (PG) paling tinggi. Campuran PET 6% masih memenuhi persyaratan spesifikasi berdasarakan kriteria PG sehingga kadar PET yang digunakan untuk pengujian lanjutan adalah asbuton PET 6%. Proses pemadatan campuran aspal dilakukan menggunakan alat Superpave Gyratory Compactor (SGC) dengan putaran sebanyak 100 girasi. Penentuan kadar aspal optimum berdasarkan nilai Rongga dalam Campuran (VIM) dan Rongga diantara Mineral Agregat (VMA). Dari hasil pengujian bahwa kadar aspal optimum dengan menggunakan PET 6% adalah 6,78% lebih rendah dibandingkan dengan camupuran SMA asbuton murni dengan stabilizer viatop dengan kadar aspal optimum 6,94%. Dari hasil pengujian didapat bahwa penggunaan asbuton PET 6% memenuhi persyaratan sebagai campuran SMA dimana pengaliran aspal yang terjadi masih memenuhi persyaratan spesifikasi. Modifikasi asbuton dengan PET 6% meningkatkan ketahanan asbuton terhadap suhu, namun kenaikan tidak signifikan yaitu 1,64% pada kondisi original dari 79,1°C menjadi 80,4°C dan 2,11 % pada kondisi setelah RTFOT dari 80,6°C menjadi 82,3°C sehingga tidak mengubah kelas Performance Grade asbuton yaitu PG76. Campuran SMA asbuton murni memiliki penurunan modulus resilien dari kenaikan suhu 25°C ke 35°C sebesar 70,17% dan dari suhu 35°C ke 41°C sebesar 65,25%. Sementara campuran SMA dengan Asbuton PET memiliki penurunan modulus resilien dari kenaikan suhu 25°C ke 35°C sebesar 59,88% dan dari suhu 35°C ke 41°C sebesar 62,57%. Campuran SMA asbuton murni mengalami penurunan yang lebih tinggi dibandingkan dengan campuran SMA asbuton PET. Sementara pada pengujian campuran SMA terhadap ketahanan fatigue didapatkan hasil bahwa campuran SMA asbuton dengan PET 6% lebih tahan dibandingkan dengan campuran SMA asbuton Murni.