digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


Cover_Elindara Aprodita
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 1_Elindara Aprodita
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 2_Elindara Aprodita
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 3_Elindara Aprodita
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 4_Elindara Aprodita
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 5_Elindara Aprodita
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 6_Elindara Aprodita
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Pustaka_Elindara Aprodita
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Sabun adalah campuran garam natrium dari berbagai asam lemak alami yang digunakan sebagai bahan pembersih tubuh. Terdapat beberapa jenis sabun padat yang beredar di pasaran yang dikelompokkan berdasarkan tampilannya, yaitu sabun opak, sabun translucent, dan sabun transparan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat transparansi sabun adalah jumlah etanol, gula atau polihidroksi alkohol, dan gliserin di dalam sabun. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah etanol, sorbitol, dan gliserin yang optimum untuk menghasilkan sabun padat transparan dan memenuhi kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06-3532-1994. Pembuatan sabun padat transparan diawali dengan penentuan minyak yang akan digunakan pada pembuatan sabun, yaitu minyak kelapa murni (virgin coconut oil) yang akan dibuat menjadi tiga formula dengan persentase jumlah etanol:sorbitol:gliserin, yakni 17,5 : 17,5 : 7,5 untuk formula I, 5 : 32,5 : 5 untuk formula II, dan 2,5 : 12,5 : 27,5 untuk formula III. Sabun padat formula I adalah sabun dengan transparansi paling baik. Semua formula sabun padat transparan memenuhi SNI untuk uji stabilitas busa sabun. Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin banyak jumlah etanol dan sorbitol yang digunakan maka sabun padat transparan yang dihasilkan akan memiliki transparansi yang lebih baik.