ABSTRAK Kifayah Jauhari
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Kifayah Jauhari
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Kifayah Jauhari
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Kifayah Jauhari
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Kifayah Jauhari
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Kifayah Jauhari
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Kifayah Jauhari
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Kifayah Jauhari
PUBLIC Yoninur Almira 2021 TS PP KIFAYAH JAUHARI_LAMPIRAN.pdf?
PUBLIC Yoninur Almira
Keterbatasan pendanaan infrastruktur, mendorong pemerintah lokal untuk
mengeksplorasi sumber dana alternatif. Value capture menjadi salah satu skema
alternatif untuk menangkap manfaat ekonomi dari layanan dan infrastruktur publik,
salah satunya Bus Rapid Transit, alternatif layanan transportasi publik yang costeffective. Namun ketidakpermanenan yang dimiliki sistem BRT, terutama jika
dibandingkan dengan transportasi publik berbasis rel, menjadi faktor yang mendorong
beberapa peneliti mempertanyakan manfaat aksesibilitasnya, khususnya dalam
mendorong timbulnya added value pada properti. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi efek penyediaan layanan BRT pada peningkatan nilai properti di
koridor layanannya, sebagai dasar valuasi potensi value capture dari investasi BRT.
Kota Semarang dan BRT Trans Semarang menjadi studi kasus dalam penelitian ini,
dimana added value dari layanan BRT Trans Semarang diidentifikasi dari data
transaksi properti tahun 2012-2017 di 141 wilayah kelurahan yang dilintasi BRT Trans
Semarang Koridor 1-8 (dari 177 wilayah kelurahan di Kota Semarang). Wilayah
kelurahan di sepanjang Koridor 1-6 Trans Semarang menjadi unit treatment yang
diamati perubahan nilai propertinya, dan wilayah di sepanjang Koridor 7 dan Koridor
8 BRT Trans Semarang (dibuka tahun 2018 dan 2020) menjadi unit pembanding atau
kontrol dalam analisis. Teknik analisis Difference-in-Differences digunakan dalam
penelitian ini untuk mengidentifikasi dampak/efek rata-rata dari pembukaan koridor
layanan BRT pada nilai properti, dengan mengontrol unobserved factor yang mungkin
bervariasi setiap tahunnya dan karakteristik antara unit treatment dan unit pembanding
yang membentuk nilai properti sebelum adanya layanan BRT dari peningkatan nilai
properti setiap tahunnya, sehingga efek perlakuan yang teridentifikasi memang
mencerminkan efek yang diperoleh dari pembukaan maupun penambahan koridor
layanan BRT Trans Semarang. Atribut struktural, lokasi properti, kondisi sosialekonomi dan fisik lingkungan dari lokasi properti yang diekspektasikan mempengaruhi
nilai transaksi properti digunakan sebagai variabel kontrol dalam analisis DiD.
Hasil penelitian menunjukkan adanya distribusi dan heterogenitas efek atau dampak
dari penyediaan BRT secara spasial dan temporal antar wilayah kelurahan yangii
dilintasi oleh BRT Trans Semarang pada periode 2012-2017. Secara agregat tidak
ditemukan adanya efek peningkatan nilai properti di wilayah kelurahan sepanjang
koridor 1-6 BRT Trans Semarang pada periode tahun 2012-2017. Nilai tambah dari
penyediaan layanan BRT Trans Semarang teridentifikasi di 6 wilayah kelurahan di
zona urban fringe Kota Semarang yang memperoleh layanan BRT saat pembukaan
Koridor 4 Trans Semarang. Nilai properti di wilayah kelurahan tersebut diestimasikan
rata-rata 30,75% lebih tinggi dibandingkan jika tidak terdapat layanan BRT Trans
Semarang. Dilihat dari sisi temporal, dampak apresiasi nilai properti tersebut
ditemukan pada 1-2 tahun setelah pembukaan Koridor 4 Trans Semarang. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan dominasi efek yang tidak signifikan dan efek negatif
pada nilai properti dari penyediaan layanan BRT Trans Semarang. Efek negatif pada
apresiasi nilai properti dengan rate yang tinggi ditemukan di zona periphery dari
wilayah penelitian, dan efek yang tidak signifikan lebih banyak ditemukan di zona
central core wilayah penelitian.
Hasil penelitian memberikan eviden mengenai potensi penerimaan kembali dari
peningkatan nilai properti yang ditimbulkan dari investasi transportasi publik, sebagai
alternatif pembiayaan transportasi publik. Melihat hasil dalam penelitian ini, aplikasi
skema Land Value Capture perlu memperhatikan distribusi spasial dan temporal dari
efek apresiasi nilai properti akibat layanan BRT, khususnya bagi Kota Semarang
sebagai objek analisis dalam penelitian ini.