Penyediaan transportasi umum dapat menjadi solusi atas permasalahan kemacetan
yang terjadi di Kawasan Cekungan Bandung, hal tersebut telah dilakukan dengan
penyediaan Bus Rapid Transit (BRT) yang melayani Kawasan Cekungan Bandung.
Perencanaan operasional Bus Rapid Transit (BRT) di Kawasan Cekungan Bandung
telah dilakukan sejak tahun 2020 namun hingga saat ini terdapat beberapa fasilitas
pendukung yang masih belum terpenuhi salah satunya adalah halte. Maka penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang menghambat kolaborasi dalam
jalannya koordinasi dan tidak terciptanya pembiayaan inovatif dalam penyediaan
halte Bus Rapid Transit (BRT) di Kawasan Cekungan Bandung dengan
mempertimbangkan persepsi pemangku kepentingan dan ahli. Metode Q digunakan
penelitian ini untuk mengetahui faktor yang menghambat kolaborasi dalam
jalannya koordinasi dan tidak terciptanya pembiayaan inovatif berdasarkan persepsi
pemangku kepentingan dan ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 67
concourse yang didapatkan dan dilakukan pengelompokan sehingga didapatkan 16
Q-Set sampling yang perlu dinilai oleh pemangku kepentingan dan ahli. Tahap
selanjutnya dilakukan analisa sehingga didapatkan 8 faktor berdasarkan persepsi
pemangku kepentingan dan ahli faktor yang menghambat kolaborasi dalam
jalannya koordinasi dan tidak terciptanya pembiayaan inovatif. Namun berdasarkan
kriteria yang ditentukan terdapat 4 faktor utama yaitu sistem persepsi faktor
pertama adalah kewenangan dalam realisasi pembiayaan inovatif, sistem persepsi
faktor kedua adalah terbatasnya peran pemerintah daerah dalam perencanaan
makro, sistem persepsi faktor ketiga adalah sinergitas antar pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan lembaga legislatif, serta sistem persepsi faktor keempat
adalah stabilitas fiskal dan kurang proaktifnya pemerintah daerah. Dengan hasil 4
sistem persepsi faktor tersebut maka dalam penelitian ini memberikan beberapa
rekomendasi yang dapat diterapkan agar terciptanya kolaborasi dalam koordinasi
dan pembiayaan penyediaan halte Bus Rapid Transit (BRT) di Kawasan Cekungan
Bandung.
Perpustakaan Digital ITB