COVER Nadila Fitri Aniza
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Nadila Fitri Aniza
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Nadila Fitri Aniza
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Nadila Fitri Aniza
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Nadila Fitri Aniza
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Nadila Fitri Aniza
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Nadila Fitri Aniza
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Kanker merupakan penyakit yang terjadi saat sel membelah secara tidak terkontrol dan menyebar ke jaringan sekitarnya akibat akumulasi mutasi pada DNA. Salah satu jalur yang paling sering mengalami deregulasi pada kanker adalah jalur MAPK klasik yang hiperaktivasinya bertanggung jawab atas 40% kanker pada manusia. MEK1 merupakan aktivator langsung protein ERK1/2, yang berperan dalam proses aktivasi dari banyak faktor transkripsi yang terlibat dalam ekspresi protein regulator untuk proses proliferasi dan kesintasan sel. Obat antikanker komersial yang tersedia saat ini seperti trametinib dan ulixertinib dapat menginhibisi MEK1 dan ERK2 secara spesifik. Akan tetapi, penggunaan kedua obat tersebut diketahui memiliki efek samping tidak diinginkan. Oleh karena itu, pencarian inhibitor MEK1 dan ERK2 yang memiliki efek samping lebih rendah masih terus dilakukan. Senyawa bioaktif yang diekstrak dari tumbuhan, seperti golongan flavonoid dan xanthone telah banyak diuji pada berbagai lini sel dan diketahui memiliki potensi aktivitas antikanker yang baik dengan toksisitas yang rendah. Pada penelitian ini, senyawa golongan flavonoid dan xanthone yaitu alpha mangostin, artonin e, artonin o, bractatin, calotetrapterins b, cochinchinone c, cryptocaryone, garcinone d, infectocaryone, dan morellic acid, diujikan secara in silico melalui metode molecular docking dengan tujuan untuk mengetahui potensi serta memprediksi mekanisme inhibisinya terhadap MEK1 dan ERK2 melalui interaksi yang terbentuk. Simulasi molecular docking dilakukan menggunakan Autodock Vina 1.1.2. Hasil simulasi docking divisualisasi menggunakan Pymol dan mekanisme inhibisinya dianalisis menggunakan Ligplot+ v.2.2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa artonin o dan alpha mangostin memiliki potensi untuk menjadi inhibitor MEK1 dan ERK2, dengan nilai afinitas pengikatan masing-masing sebesar ?10,7; ?8,8 kkal/mol dan -9,6; -9,5 kkal/mol. Senyawa cryptocaryone juga diketahui memiliki potensi sebagai inhibitor MEK1 dengan nilai afinitas pengikatan -9,2 kkal/mol, sedangkan senyawa calotetrapteins b memiliki potensi sebagai inhibitor ERK2 dengan nilai afinitas pengikatan -9,9 kkal/mol. Ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik dengan residu-residu penting yaitu Lys97, Met143, motif HRD, motif DFG, Ser212, dan segmen aktivasi Leu215, Ile216, Met219 menjadi penstabil interaksi antara artonin o, alpha mangostin, dan cryptocaryone pada MEK1. Selanjutnya, kestabilan interaksi antara artonin o, alpha mangostin dan calotetrapterins b pada ERK2 terjadi karena ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik pada residu Lys54 dan Asp167 Interaksi dengan residu-residu penting tersebut dapat menghambat aktivasi dan mengganggu aktivitas katalitik MEK1 dan ERK2. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa artonin o dan alpha mangostin berpotensi menginhibisi MEK1 dan ERK2 secara simultan, cryptocaryone serta calotetrapterins memiliki potensi menjadi inhibitor masing-masing MEK1 dan ERK2. Hasil penelitian ini dapat memberikan acuan awal untuk pengembangan inhibitor MEK1 dan ERK2 berbasis senyawa bahan alam golongan flavonoid dan xanthone.
Perpustakaan Digital ITB