digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Adelia Tio Novita
Terbatas Perpustakaan Prodi Arsitektur
» ITB

Jatinangor merupakan salah satu Kota Pendidikan dikarenakan memiliki empat Perguruan Tinggi besar. Fakta ini memicu munculnya masalah kepadatan penduduk dikarenakan mayoritas penduduk Jatinangor yaitu mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa yang menempuh pendidikan di Jatinangor merupakan pendatang. Hal ini pun menyebabkan munculnya hunian baru setiap tahunnya. Pertumbuhan permukiman ini tidak tertata dengan baik, bahkan menyebabkan banyaknya permukiman kumuh. Isu utama yang ada di Kota Jatinangor adalah belum adanya hunian mahasiswa yang terintegrasi dengan fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan belajar. Kebiasaan mahasiswa yaitu berkolaborasi dan berinteraksi menimbulkan ketertarikan tersendiri bagaimana meresponi kebiasaan ini dalam fungsi bangunan hunian yang menjadi isu lain pada wilayah ini. Isu tersebut kemudian diresponi dengan konsep dasar perancangan yaitu Hunian Mahasiswa dengan konsep Co-Living yaitu Collaboration Living. Dalam perwujudan konsep ini maka dibuat prinsip dasar yang diambil dari kebiasaan generasi muda yaitu Convenience, Collaboration, Community atau disingkat menjadi 3C sesuai dengan penyampaian oleh Knight Frank, 2018. Proyek Co-Living ini dibangun pada lahan seluas 13.000 m2 yang terletak di Jalan Raya Jatinangor No. 122, Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Fungsi didalamnya terdiri dari fasilitas komersil dan fasilitas hunian dimana fasilitas hunian berjumlah 86 unit sharing, 78 unit studio, dan 1 unit difabel. Perancangan proyek ini diprakarsai oleh perusahaan swasta dengan BUMN dimana dilakukan kolaborasi antara pemerintah dan swasta guna mewujudkan Jatinangor sebagai Kota Pendidikan. Rancangan Co-Living ini didesain dengan pendekatan terhadap karakter pengguna yaitu mahasiswa dengan kisaran umur 18 hingga 25 tahun dan penyesuaian fungsi didalamnya. Diharapkan melalui konsep dan prinsip dasar yang mengacu pada sasaran penggunanya, Co-Living ini mampu menjadi hunian yang menjawab kebutuhan dari mahasiswa sendiri dan juga dapat mengatasi permasalahan kependudukan yang ada di Jatinangor.