digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira

Pandemi COVID-19 di Indonesia telah memberikan banyak sekali dampak dan pengaruh di berbagai sektor-sektor kehidupan masyarakat, khususnya pada daerah yang memiliki beragam aktivitas dan kompleksitas struktur perekonomian. Salah satunya adalah provinsi berpenduduk terbanyak di Indonesia, yaitu Jawa Barat dan memiliki kegiatan yang heterogen, baik di kawasan perkotaan dan perdesaannya. Provinsi tersebut menjadi salah satu klaster penyebaran wabah pandemi terbesar di Indonesia. Beberapa kebijakan penanganan pandemi telah dilakukan oleh pemerintah, yaitu PSBB, PSBB Proporsional, PPKM MIkro, PPKM Darurat, dan PPKM Level 1-4. Namun, belum banyak studi yang membahas implikasi kebijakan tersebut dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kasus positif di tingkat lokal. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan faktor yang berpengaruh dengan jumlah kasus positif COVID-19 dan kebijakan penanganannya di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan variabel dependen adalah kasus positif COVID-19 pada 26 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat di rentang bulan Maret 2020 hingga Juli 2021, dan tujuh variabel independen, yaitu kepadatan penduduk, masyarakat miskin, tingkat pengangguran, kepemilikan asuransi, ketahanan pangan, mobilitas sosial, dan polusi udara. Hasil penelitian menunjukan bahwa bila dilihat pada masing-masing kebijakan penanganan, terdapat perbedaan dan kesamaan faktor yang berpengaruh. Kepadatan penduduk, masyarakat miskin, tingkat pengangguran, dan polusi udara berpengaruh secara signifikan terhadap kasus positif COVID-19. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat ekonomi masyarakat dan mobilitas berkontribusi terjadinya klaster kasus positif di Jawa Barat. Hasi studi ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah daerah, khususnya dalam memperhatikan aspek ekonomi masyarakat dan mobilitas dalam penanganganii dan penanggulangan wabah pandemi COVID-19, misalnya dengan memberikan bantuan sosial dan peraturan tegas terhadap mobilitas penduduk, serta bisa dijadikan pembelajaran bagi daerah-daerah lain di Indonesia.