ABSTRAK Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Imelda Shafira Sirony Putri
PUBLIC Yoninur Almira
Pandemi COVID-19 di Indonesia telah memberikan banyak sekali dampak dan
pengaruh di berbagai sektor-sektor kehidupan masyarakat, khususnya pada daerah
yang memiliki beragam aktivitas dan kompleksitas struktur perekonomian. Salah
satunya adalah provinsi berpenduduk terbanyak di Indonesia, yaitu Jawa Barat dan
memiliki kegiatan yang heterogen, baik di kawasan perkotaan dan perdesaannya.
Provinsi tersebut menjadi salah satu klaster penyebaran wabah pandemi terbesar di
Indonesia. Beberapa kebijakan penanganan pandemi telah dilakukan oleh
pemerintah, yaitu PSBB, PSBB Proporsional, PPKM MIkro, PPKM Darurat, dan
PPKM Level 1-4. Namun, belum banyak studi yang membahas implikasi kebijakan
tersebut dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kasus positif di tingkat lokal.
Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan faktor yang berpengaruh
dengan jumlah kasus positif COVID-19 dan kebijakan penanganannya di Provinsi
Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan variabel
dependen adalah kasus positif COVID-19 pada 26 kabupaten/kota di Provinsi Jawa
Barat di rentang bulan Maret 2020 hingga Juli 2021, dan tujuh variabel independen,
yaitu kepadatan penduduk, masyarakat miskin, tingkat pengangguran, kepemilikan
asuransi, ketahanan pangan, mobilitas sosial, dan polusi udara. Hasil penelitian
menunjukan bahwa bila dilihat pada masing-masing kebijakan penanganan, terdapat
perbedaan dan kesamaan faktor yang berpengaruh. Kepadatan penduduk, masyarakat
miskin, tingkat pengangguran, dan polusi udara berpengaruh secara signifikan
terhadap kasus positif COVID-19. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat ekonomi
masyarakat dan mobilitas berkontribusi terjadinya klaster kasus positif di Jawa Barat.
Hasi studi ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah daerah, khususnya
dalam memperhatikan aspek ekonomi masyarakat dan mobilitas dalam penanganganii
dan penanggulangan wabah pandemi COVID-19, misalnya dengan memberikan
bantuan sosial dan peraturan tegas terhadap mobilitas penduduk, serta bisa dijadikan
pembelajaran bagi daerah-daerah lain di Indonesia.