digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira


Terjadinya pergeseran situasi sosio-ekonomi dunia dari kegiatan di sektor industri menjadi post-industri meningkatkan relevansi kajian soal studentifikasi pada bidang studi perkotaan. Fenomena pergeseran tersebut menstimulus naiknya permintaan para profesional dalam pasar pekerja dengan kualifikasi lulusan perguruan tinggi, sehingga partisipasi masyarakat untuk kuliah meningkat mengikuti tren. Perubahan gaya hidup ditemukan pada masyarakat kelas menengah keatas yang menjadikan kuliah sebagai tahapan hidup yang wajar dilalui, diiringi oleh kebiasaan mahasiswa saat ini untuk meninggalkan rumah orang tua mereka dan tinggal di area sekitar perguruan tinggi selama kuliah. Penelitian kali ini mengambil studi kasus di Kawasan Pendidikan Tinggi (KPT) Jatinangor yang memiliki empat perguruan tinggi dengan lokasi seluruh kampusnya berdekatan, antara lain ITB, UNPAD, IPDN dan IKOPIN. Jatinangor ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat dengan fungsi utama untuk pengembangan kegiatan pendidikan tinggi, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 583/SK-PIK/1989. Kehadiran populasi mahasiswa dalam jumlah besar di Jatinangor mendorong studentifikasi yang ditandai transformasi kawasan pada aspek fisik, ekonomi dan sosiokultural. Studentifikasi merupakan proses yang ambivalen, sehingga proses transformasi yang terjadi perlu dipahami dengan baik untuk dapat dikelola dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran, dengan strategi penelitian eksploratoris sekuensial. Hasil penelitian menunjukan studentifikasi mendorong transformasi fisik yang signifikan ditandai dengan ekspansi lahan permukiman untuk mahasiswa dalam bentuk indekos/kontrakan dan apartemen. Harga lahan melonjak naik dan bisnis-bisnis berbasis kebutuhan mahasiswa menjamur di area sekitar perguruan tinggi. Jatinangor menjadi wilayah dengan kepadatan tertinggi di Sumedang. Akan tetapi, studentifikasi di Jatinangor belum dikelola dengan baik, sehingga menimbulkan permasalahan seperti persoalan sampah, kemacetan, menurunnya kohesi sosial dan terjadi social displacement masyarakat lokal.