ABSTRAK Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Taufik Hidayat
PUBLIC Yoninur Almira 2021 TS PP TAUFIK HIDAYAT_LAMPIRAN.pdf)u
PUBLIC Yoninur Almira
Terjadinya pergeseran situasi sosio-ekonomi dunia dari kegiatan di sektor industri
menjadi post-industri meningkatkan relevansi kajian soal studentifikasi pada
bidang studi perkotaan. Fenomena pergeseran tersebut menstimulus naiknya
permintaan para profesional dalam pasar pekerja dengan kualifikasi lulusan
perguruan tinggi, sehingga partisipasi masyarakat untuk kuliah meningkat
mengikuti tren. Perubahan gaya hidup ditemukan pada masyarakat kelas menengah
keatas yang menjadikan kuliah sebagai tahapan hidup yang wajar dilalui, diiringi
oleh kebiasaan mahasiswa saat ini untuk meninggalkan rumah orang tua mereka
dan tinggal di area sekitar perguruan tinggi selama kuliah. Penelitian kali ini
mengambil studi kasus di Kawasan Pendidikan Tinggi (KPT) Jatinangor yang
memiliki empat perguruan tinggi dengan lokasi seluruh kampusnya berdekatan,
antara lain ITB, UNPAD, IPDN dan IKOPIN. Jatinangor ditetapkan sebagai
Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat dengan fungsi utama untuk pengembangan
kegiatan pendidikan tinggi, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat
No. 583/SK-PIK/1989. Kehadiran populasi mahasiswa dalam jumlah besar di
Jatinangor mendorong studentifikasi yang ditandai transformasi kawasan pada
aspek fisik, ekonomi dan sosiokultural. Studentifikasi merupakan proses yang
ambivalen, sehingga proses transformasi yang terjadi perlu dipahami dengan baik
untuk dapat dikelola dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan
masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran, dengan strategi
penelitian eksploratoris sekuensial. Hasil penelitian menunjukan studentifikasi
mendorong transformasi fisik yang signifikan ditandai dengan ekspansi lahan
permukiman untuk mahasiswa dalam bentuk indekos/kontrakan dan apartemen.
Harga lahan melonjak naik dan bisnis-bisnis berbasis kebutuhan mahasiswa
menjamur di area sekitar perguruan tinggi. Jatinangor menjadi wilayah dengan
kepadatan tertinggi di Sumedang. Akan tetapi, studentifikasi di Jatinangor belum
dikelola dengan baik, sehingga menimbulkan permasalahan seperti persoalan
sampah, kemacetan, menurunnya kohesi sosial dan terjadi social displacement
masyarakat lokal.