digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ester Dorothy Nabasa
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi sektor pariwisata. Terdapat permasalahan fisik yang sering muncul pada kawasan pariwisata seperti, desain bangunan yang mendominasi dibanding potensi alam, sistem utilitas yang kurang terintegrasi, tidak ramah lingkungan, hingga kekurangan sumber air. Manusia memiliki keinginan untuk berlibur, namun aktivitas manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan (ekosistem). Bertambahnya jumlah populasi manusia mengakibatkan kebutuhan hidup meningkat dan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan berupa kerusakan ekosistem yang selanjutnya mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Dapat diidentifikasi bahwa fasilitas resort belum hadir sebagai usaha pengoptimalan gaya hidup yang berkelanjutan. Kebanyakan sarana rekreasi belum menerapkan konsep peduli lingkungan dan cenderung banyak menghasilkan limbah. Belum banyak juga penerapan teknologi bambu yang mendukung konsep permakultur dari sebuah kawasan resort. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menghasilkan rancangan arsitektur berupa resort yang berorientasi lingkungan, serta prinsip dan konsep desain yang cerdas dan berwawasan ekologis untuk menciptakan habitat yang mendukung lanskap tetap produktif, air yang terjaga, dan sumber daya yang terus dibaharui. Permakultur yang merupakan kesadaran desain dan pemeliharaan ekosistem pertanian produktif yang memiliki keragaman, stabilitas dan ketahanan ekosistem alam, serta keharmonisan alam dengan manusia menjadi salah satu penerapan desain yang berorientasi lingkungan. Hal yang ditekankan adalah integrasi antara ekologi, arsitektur, dan agro-foresty dalam menyusun kehidupan yang berkelanjutan, sehingga didapatkan bahwa input dan output menjadi satu siklus yang memutar. Bambu merupakan sumber daya terbarukan dan serbaguna untuk menunjang kehidupan yang berkelanjutan. Hal ini ditandai dengan kekuatan yang tinggi dan berat volume rendah, serta mudah dikerjakan dengan menggunakan alat sederhana. Dengan demikian, konstruksi bambu mudah untuk dibangun, sifat yang ringan dan elastis membuat konstruksi bambu tahan terhadap gaya gempa dan mudah diperbaiki jika terjadi kerusakan. Produk terkait (panel berbasis bambu dan beton bertulang bambu) juga ditemukan dalam proses konstruksi. Untuk menciptakan keberhasilan dalam perancangan, visi perancangan dibagi menjadi 3, yaitu Earth Care, Water Care, Future Care. Visi perancangan Earth Care meliputi penciptaan kehidupan yang produktif (productive living) dan lahan hijau permakultur yang berkelanjutan (sustainable greenery). Untuk visi perancangan Water Care meliputi penerapan sirkulasi air yang diusahakan tertutup (looping waterflow) dan penggunaan air yang mengalir sebagai sumber energi (kinetic energy). Sementara untuk visi perancangan Future Care diwujudkan dengan penerapan struktur yang jujur dan berkelanjutan (naked structure) serta pengendalian buangan/limbah dari makhluk hidup (waste control) melalui biogas. Pendekatan desain yang dilakukan adalah pendekatan terhadap bentuk daun dan bukit. Bentuk ini dipilih untuk merepresentasikan konsep permakultur yang diterapkan pada perancangan. Bentuk daun juga memungkinkan terciptanya ruang-ruang eksplorasi yang menarik dan lebih organik. Terdapat 3 fungsi utama pada pada sisi Barat yang akan menyambut pengunjung dan komposisi ketiga massa tersebut membentuk skyline bukit-bukit mengikuti kontur lahan. Fungsi utama pada bagian depan adalah restoran yang berhubungan langsung dengan fungsi bangunan pengolahan makanan, serta lobby penerima untuk penginapan yang berhubungan langsung dengan fungsi bangunan Back of the House. Pada ketiga bangunan utama yang memiliki bentuk atap seperti daun, diterapkan struktur berupa modul-modul bambu ditambah dengan bambu penguat menyerupai ranting cabang pohon yang menopang setiap gording. Di atas gording terdapat struktur kaso diagrid. Di atas struktur kaso terdapat reng untuk menopang penutup atap, kemudian atap ditutup oleh atap pelupuh bambu. Teritisan dari atap bambu dibuat lebar untuk menyaring masuknya cahaya matahari dan melindungi pengunjung dari tampias air hujan. Pengelompokan kegiatan diharapkan dapat menciptakan suasana yang interaktif bagi pengunjung dan pengunjung mendapatkan pengalaman yang menarik dari masing-masing kegiatan dan bangunan, terutama pengalaman dan pembelajaran permakultur. Kegiatan pendidikan dan pelatihan dapat berupa kegiatan mengolah kompos, mengolah lahan tanam, memanen hasil, memasak, pengolahan air, memancing, berternak hewan ternak besar, dan pengolahan ikan serta ternak kecil. Kegiatan tersebut bisa dipandu oleh pengajar yang disediakan oleh resort. Kurikulum maupun bahan ajar serta peralatan juga disediakan sehingga pengunjung dapat memilih dan menikmati kegiatan apa yang mereka ingin pelajari. Kegiatan yang disediakan dapat dinikmati oleh pengunjung baik yang datang berdua, dengan keluarga, maupun rombongan. Aktivitas juga dapat diikuti oleh berbagai macam rentang usia. Untuk pengunjung rombongan, dapat didefinisikan sebagai pengunjung study tour sekolah, rombongan keluarga, dan rombongan komunitas permakultur, sehingga kawasan perancangan ini bisa diakses oleh pengunjung yang sudah memiliki pengalaman maupun yang belum memiliki pengalaman dalam aktivitas permakultur. Pada lahan tanam, terdapat pembagian tanaman yang ditumbuhkembangkan. Tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik dilengkapi oleh kompos yang dihasilkan dari kotoran hewan pada area peternakan kecil. Tumbuhan yang ada juga didukung oleh penyaluran air dari water tank dan area tangkapan air. Jadi, pada 1 bagian lahan tanam terdapat siklus yang menerus antar komponen makhluk hidup. Penyediaan lahan tanam dapat menjadi area rekreasi dan belajar bagi pengunjung dimana pengunjung bisa mempraktikkan langsung hidup yang produktif. Produktif yang dimaksud adalah kegiatan mengolah sumber daya yang ada sehingga dapat dikonsumsi. Produktivitas kehidupan ini diharapkan dapat menjadi gaya hidup yang menerus setelah pengunjung selesai berkunjung ke kawasan ini.