BAB1 Willy Christofery Sihotang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Willy Christofery Sihotang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Willy Christofery Sihotang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Willy Christofery Sihotang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Willy Christofery Sihotang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Willy Christofery Sihotang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Willy Christofery Sihotang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Keberadaan minyak bumi berkurang dengan cepat dan juga memungkinkan penggunaannya akan berkurang dengan cepat. Maka dari itu dibutuhkan sumber energi alternatif terbarukan seperti panas bumi. Penggunaan energi panas bumi dapat mengurangi penggunaan minyak bumi atau bahan bakar fosil lainnya sekitar jutaan barel per tahun. Indonesia terletak pada jalur vulkanisme di atas lempeng vulkanik yang menyebabkan keberadaannya memiliki banyak sumber daya mineral dan sumber panas bumi. Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia yaitu sekitar 40% dari cadangan dunia. Hal ini yang dimanfaatkan untuk memperoleh sumber energi alternatif terbarukan yang menggantikan keberadaan minyak bumi. Metode geofisika adalah cara yang digunakan untuk melakukan survei menemukan daerah potensi panas bumi dan pada Tugas Akhir ini metode yang digunakan yaitu metode magnetik. Metode ini dilakukan dengan cara survei lapangan untuk memperoleh nilai anomali magnetik suatu lokasi yang nantinya akan diketahui nilai suseptibilitas batuan lokasi tersebut dengan melakukan pemodelan terhadap bawah permukaan daerah penelitian. Dari nilai suseptibilitas batuan tersebut nantinya dapat diketahui daerah yang memiliki potensi panas bumi. Pada Tugas Akhir ini dilakukan analisis terhadap daerah potensi panas bumi di sekitar Gunung Tangkuban Parahu terutama di daerah Jalan Raya Subang. Data yang diperoleh dari lapangan kemudian dilakukan koreksi variasi harian dan koreksi medan magnet IGRF yang kemudian dibuat peta kontur anomali totalnya dengan menggunakan software Surfer 17. Gambar peta kontur anomali magnetik total yang diperoleh memiliki nilai anomali magnetik totalnya bervariasi antara -2200 nT hingga 1400 nT. Hal ini juga menunjukkan bahwa terdapat sifat kemagnetan batuan yang berbeda-beda setiap lokasinya. Nilai anomali magnetik pada daerah tersebut didominasi oleh anomali magnetik bernilai negatif yang menandakan adanya batuan bersifat diamagnetik. Anomali magnetik bernilai negatif menandakan adanya batuan bawah permukaan daerah tersebut yang memiliki temperatur lebih panas atau dapat dikatakan adanya sumber panas bumi. Pemodelan dilakukan dengan membuat lintasan pada peta kontur anomali magnetik, tepatnya di daerah sekitar Jalan Raya Subang. Penelitian ini dilakukan 2 pemodelan geofisika yaitu pemodelan ke depan dan pemodelan inversi.
Pemodelan ke depan dilakukan dengan menggunakan software Mag2DC dan pemodelan inversi dilakukan dengan menggunakan software ZondGM2D. Pemodelan ke depan dibuat dengan kedalaman 100 m sedangkan pemodelan inversi dibuat dengan kedalaman 550 m. Hasil yang diperoleh dari pemodelan ke depan yaitu batuan penyusun struktur bawah permukaan daerah Jalan Raya Subang didominasi oleh batuan beku dan terdapat batuan diamagnetik yang diindikasikan sebagai sumber panas bumi pada daerah tersebut. Kemudian hasil yang diperoleh dari pemodelan inversi yaitu batuan penyusun struktur bawah permukaan daerah Jalan Raya Subang didominasi oleh batuan beku dan batuan diamagnetik yang diindikasikan sebagai sumber panas bumi pada daerah tersebut. Selain itu terdapat juga mineral sebagai material penyusun bawah permukaan daerah tersebut. Batuan-batun tersebut umumnya terbentuk akibat dari adanya letusan gunung api Tangkuban Parahu yang membawa berbagai material ke daerah kaki gunung. Berdasarkan informasi geologi setempat, adanya sumber air panas Ciater yang berdekatan dengan daerah Jalan Raya Subang, kemungkinan akibat adanya pemanasan air bawah tanah yang berasal dari gunung Tangkuban Parahu mengalir melalui bidang sesar. Maka dari itu daerah Jalan Raya Subang diprediksi terdapat potensi sumber panas bumi akibat adanya proses alterasi hidrotermal.
Perpustakaan Digital ITB