Skandium merupakan salah satu logam yang keberadaannya jarang dan diperlukan
dalam pengembangan teknologi maju sehingga memiliki harga yang mahal.
Umumnya, skandium diperoleh dari hasil samping proses produksi logam lainnya.
Salah satu sumber bahan baku skandium adalah red mud yang dihasilkan dari
pemurnian bauksit menjadi alumina. Saat ini, masih sedikit penelitian yang
membahas tentang proses ekstraksi skandium dari red mud dengan menggunakan
proses pelindian pada suhu dan tekanan tinggi (High Pressure Acid Leaching,
HPAL) dan belum ada yang melaporkannya untuk red mud dari Indonesia.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan pengaruh beberapa variabel terhadap
ekstraksi skandium dari red mud pabrik pemurnian bauksit PT. ICA dengan proses
HPAL dengan variasi konsentrasi asam sulfat, waktu, suhu dan persen solid.
Preparasi sampel red mud dilakukan melalui proses homogenisasi, pengeringan,
penggerusan, pengayakan, dan sampling. Karakterisasi red mud dilakukan dengan
analisis kadar air permukaan, X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray Fluorosence (XRF),
dan Inductively Coupled Plasma (ICP). Selanjutnya, dilakukan perancangan
percobaan menggunakan Metode Taguchi orthogonal array L9 (34). Serangkaian
percobaan HPAL dilakukan dengan memvariasikan dosis penambahan asam sulfat
(0,5; 1; dan 1,5 M), waktu pelindian (1, 2 dan 4 jam), suhu (200oC, 220oC dan
240oC), persen padatan (10, 20, dan 30% w/w). Hasil persen ekstraksi Sc dan Fe
dari proses pelindian, diolah dengan Metode Taguchi dan ANOVA untuk
ditentukan kondisi optimum dan signifikansi pengaruh masing-masing variabel
terhadap persen ekstraksi Sc dan Fe. Berdasarkan hasil pada kondisi optimum,
dilakukan percobaan kembali untuk memvalidasi pengaruh variabel konsentrasi
asam (0,5; 1; 1,5; dan 2 M), waktu pelindian (30, 60, 120, dan 240 menit), dan suhu
(180oC, 200oC, 220oC dan 240oC) terhadap persen ekstraksi Sc dan Fe, serta logam
pengotor lainnya (Al, Si, Ti).
Kondisi optimum ekstraksi skandium diperoleh pada konsentrasi asam sulfat 1,5
M, waktu pelindian 1 jam, suhu 200oC, dan persen padatan 10%. Percobaan validasi
pada kondisi optimum memberikan persen ekstraksi Sc 90,97%. Dengan metode
ANOVA diperoleh kontribusi pengaruh variabel konsentrasi asam, waktu
pelindian, suhu dan persen padatan terhadap ekstraksi Sc berturut-turut adalah
21,2%, 0,3%, 16,4%, dan 62%. Laju pelarutan skandium pada proses pelindian red
mud sebesar 3,6 mg/jam pada temperatur 180°C dan 200°C dan 4,8 mg/jam pada
temperatur 220°C dan 240°C serta menunjukkan hubungan parabolik antara persen
ekstraksi dengan waktu pelindian.