digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yosafat Hasurungan Tambunan
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Yosafat Hasurungan Tambunan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Yosafat Hasurungan Tambunan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Yosafat Hasurungan Tambunan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Yosafat Hasurungan Tambunan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Yosafat Hasurungan Tambunan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Emas merupakan logam yang paling berharga karena memiliki nilai tinggi dengan ketersediaan yang terbatas. Bijih emas dapat diolah dari free milling ore dan bijih emas refraktori. Saat ini penemuan bijih emas refraktori semakin berkurang dan penemuan cenderung ditemukan pada bijih emas refraktori. Cadangan emas di dunia saat ini juga semakin sedikit, sehingga diperlukan optimalisasi proses pada pengolahan bijih emas refraktori. Dalam studi literatur ini, diulas pengaruh beberapa pengaruh parameter pengolahan pada flotasi bijih emas refraktori. Sumber literatur dalam ulasan ini dikaji dari jurnal ilmiah, buku, report, dan prosiding. Pengumpulan sumber dilakukan dengan mencari sumber dari internet dengan kata kunci gold ore, gold flotation, refractory gold ores flotation. Lalu, diperoleh 51 sumber literatur untuk diulas. Parameter proses flotasi bijih emas refraktori yang diulas adalah persentase padatan, kecepatan agitasi, fraksi ukuran partikel, pH pulp, jenis dan dosis kolektor, serta dosis aktivator CuSO4. Pada setiap parameter, ditampilkan data kadar dan perolehan emas dari setiap sumber. Lalu, data dari sumber literatur dianalisis, dibahas dan diambil kesimpulan serta diberi saran untuk digunakan kedepannya. Hasil ulasan menunjukkan bahwa perolehan emas meningkat pada peningkatan persentase padatan pada rentang 10-33%. Kadar emas meningkat pada peningkatan persentase padatan pada rentang 25-35%. Ukuran partikel yang lebih kasar memerlukan kecepatan agitasi minimal yang lebih besar. Perolehan emas meningkat pada kecepatan agitasi yang meningkat pada rentang 900-1500 rpm. Kadar emas terbesar diperoleh pada kecepatan agitasi 1200-1500 rpm. Pengaruh fraksi ukuran partikel menunjukkan bahwa perolehan emas meningkat pada fraksi ukuran yang semakin halus pada rentang -300+20 ?m. Kadar emas meningkat pada ukuran yang semakin halus pada rentang -300+74 ?m. Kadar emas terbesar didapat pada fraksi ukuran -105+53 ?m. Peningkatan pH pulp dari pH natural dengan rentang 7-8,5 menjadi pH kritis dengan rentang 8-11,1 akan meningkatkan perolehan emas. Pada flotasi dengan menggunakan butyl xanthate (BX), flotasi pada rentang pH 7-7,5 memiliki kadar emas yang lebih rendah dibandingkan dengan flotasi pada rentang pH 8,5-9. Pengaruh jenis kolektor menunjukkan bahwa kolektor jenis xanthate dengan rantai karbon lebih panjang memiliki kemampuan pelekatan lebih baik terhadap mineral sulfida, sedangkan xanthate dengan rantai karbon lebih pendek memiliki selektifitas yang lebih baik. Sodium isoamyl xanthate (SIX) dan potassium amyl xanthate (PAX) adalah kolektor yang paling baik untuk meningkatkan perolehan emas sulfida, sedangkan BX lebih baik untuk meningkatkan kadar. Untuk mencapai perolehan emas optimal, xanthate yang memiliki rantai karbon lebih pendek memerlukan dosis lebih besar dibandingkan dengan xanthate dengan rantai lebih panjang. Kadar emas terus meningkat ketika dosis ditingkatkan pada rentang dosis BX 50-250 g/t dan dosis SIX 30-120 g/t. Aktivator CuSO4 bekerja lebih baik sebelum penambahan PAX. Peningkatan dosis CuSO4 pada rentang 0-100 g/t akan menyebabkan kadar emas sulfida menurun dengan perolehan yang meningkat. Kondisi optimal flotasi bijih emas refraktori adalah persentase padatan 33-35%, kecepatan agitasi 1350-1500 rpm, fraksi ukuran partikel -105+20 ?m, pH 8-11,1, SIX dengan dosis 60-120 g/t, PAX dengan dosis 50-100 g/t, BX dengan dosis 180-350 g/t, serta aktivator CuSO4 dengan dosis 100 g/t.