BAB 1 Samuel
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 2 Samuel
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 3 Samuel
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 4 Samuel
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 5 Samuel
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
PUSTAKA Samuel
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
Emas merupakan salah satu logam transisi yang banyak digunakan oleh
masyarakat. Akan tetapi, pengolahan emas tidaklah mudah. Tantangan terbesar
pada pengolahan emas adalah mengolah bijih emas tipe sulfida yang menghasilkan
persen ekstraksi emas yang rendah. Di PT J Resources Bolaang Mongondow
tercatat memiliki 43,68% bijih emas bertipe sulfida dari total cadangan bijih emas.
Oleh karena itu dibutuhkan proses pra-pengolahan yang efisien untuk
meningkatkan persen ekstraksi emas sehingga menguntungkan untuk diolah. Salah
satu proses pra-pengolahan yang banyak diteliti saat ini adalah biooksidasi,
biooksidasi dikenal lebih ramah lingkungan dan murah dibandingkan dengan proses
pra-pengolahan yang sudah ada saat ini seperti roasting dan oksidasi bertekanan.
Pada penelitian ini dilakukan biooksidasi kolom bijih emas sulfida menggunakan
bakteri pengoksidasi besi dan sulfur di PT JRBM untuk mempelajari pengaruh
beberapa parameter dan menentukan kondisi optimum dari proses biooksidasi.
Penelitian diawali dengan preparasi bijih emas sulfida yang berasal dari PT JRBM
berupa peremukan (crushing), pengayakan hingga diperoleh fraksi ukuran -12 +6
mm, sampling dengan metode coning quartering dan riffle splitter hingga diperoleh
sampel untuk karakterisasi awal bijih dan percobaan biooksidasi. Karakterisasi
awal bijih dilakukan dengan XRD, XRF, sayat poles, dan FTIR. Kemudian
dilakukan percobaan pembuatan kurva tumbuh bakteri untuk menentukan waktu
optimum dari pertumbuhan tiap bakteri. Selanjutnya, dilakukan percobaan
biooksidasi pendahuluan untuk memilih bakteri terbaik yang akan digunakan pada
biooksidasi inti. Percobaan biooksidasi inti dilakukan dengan variasi komposisi
media pirit, laju irigasi biooksidasi, dan pengaturan pH pada media biooksidasi.
Karakterisasi residu biooksidasi menggunakan XRD, SEM-EDS, dan FTIR
dilakukan untuk mengonfirmasi adanya endapan sekaligus membuktikan jejak
bakteri pada proses biooksidasi.
Hasil percobaan menunjukan bahwa dua bakteri terbaik percobaan biooksidasi
pendahuluan adalah Alicyclobacillus ferrooxydans dan Citrobacter freundii. Persen
ekstraksi emas hasil sianidasi langsung adalah 20,03% dan persen ekstraksi emas
dengan biooksidasi variasi terbaik mencapai 28,00%. Peningkatan laju irigasi
biooksidasi sebesar 13 L/m2/jam dapat meningkatkan persen ekstraksi emas sebesar
4,47%. Penggunaan pirit sebanyak 5% (w/v) pada komposisi media biooksidasi
meningkatkan persen ekstraksi emas 2,72%. Pengaturan pH hingga 2,5 pada
medium tanpa pirit dapat meningkatkan ekstraksi emas hingga 1,43% sedangkan
pengaturan pH hingga 2,5 pada medium tanpa pirit tidak berpengaruh terhadap
peningkatan ekstraksi emas.