digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Reinaldo Pradana
PUBLIC yana mulyana

COVER Reinaldo Pradana
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Reinaldo Pradana
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Reinaldo Pradana
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Reinaldo Pradana
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Reinaldo Pradana
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Reinaldo Pradana
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Reinaldo Pradana
PUBLIC yana mulyana

Pemanfaatan nanopartikel dalam bidang farmasi memberikan efikasi yang menjanjikan. Namun sebagian besar riset masih berfokus pada efikasi nanopartikel pada manusia. Sedangkan penelitian mengenai toksisitas dan mekanisme toksisitasnya masih sedikit. Phyllantus niruri merupakan tanaman herbal yang diketahui memiliki efek imunomodulator. Pada penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa ekstrak Phyllantus niruri telah diformulasikan sebagai adjuvant ke dalam sedian nanopartikel kitosan mengandung antigen HBsAg untuk meningkat respon imun terhadap vaksin hepatitis. Diketahui bahwa ekstrak Phyllantus niruri bersifat toksik terhadap jaringan testis tubulus seminiferus terutama pada sel sertoli dan germ cell. Belum terdapat studi terkait toksisitas sedian nanopartikel kitosan mengandung ekstrak Phyllantus niruri (NP PN) pada testis. Studi toksisitas nanopartikel pada testis baru terbatas pada nanopartikel inorganik seperti nanopartikel ZnO dan Ag. Kedua jenis nanopartikel ini diketahui toksik pada testis dan mengganggu spermatogenesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas nanopartikel kitosan mengandung ekstrak Phyllantus niruri dan mengetahui mekanisme toksisitasnya pada sel TM4 (sel sertoli). Konsep penelitian ini berupa preparasi dan karakterisasi sedian PN serta pengujian uji viabilitas sel menggunakan Cell Counting Kit-8 (CCK-8), uji apoptosis nekrosis menggunakan reagen annexin V propidium odide (PI), analisis siklus sel menggunakan PI dan penentuan reaktif oksigen spesies (ROS) menggunakan reagen DCFDA. Hasil karakterisasi nanopartikel yang didapatkan memenuhi spesifikasi, dengan ukuran rata-rata sekitar 170 nm, indeks polidispersi 0,1-0,3, zeta potensial +37 mV dan efisiensi penjerapan yang cukup bagus (79%). Hasil uji viabilitas sel menggunakan CCK-8 menunjukkan terjadi hambatan pertumbuhan sel TM4 pada sedian nanopartikel mengandung ekstrak 7,8 - 2.000 µg/mL. Sedian NP PN juga menyebabkan peningkatan jumlah sel apoptosis yang signifikan dibandingkan kontrol, dan konfirmasi lebih lanjut pada studi siklus sel menunjukkan terjadi hambatan siklus sel pada fase fase G2/M. Analisis ROS mengkonfirmasi bahwa NP PN menyebabkan peningkatan ROS pada sel sertoli. Kesimpulannya nanopartikel kitosan mengandung ekstrak Phyllantus niruri bersifat toksik pada kultur sel sertoli, dengan hambatan pertumbuhan tertinggi berada pada nanopartikel dengan dosis ekstrak 125 µg/mL, dan mekanisme toksisitas nanopartikel kitosan mengandung ekstrak Phyllantus niruri terhadap sel sertoli terjadi melalui induksi apoptosis dan cell cycle arrest pada fase G2/M yang terkait dengan peningkatan ROS.