COVER Rafika Deswitri
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Rafika Deswitri
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Rafika Deswitri
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Rafika Deswitri
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Rafika Deswitri
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Rafika Deswitri
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Rafika Deswitri
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Rafika Deswitri
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
a. Studi Inhibisi Spermatogenesis
Phyllanthus niruri merupakan tanaman herbal dengan berbagai manfaat untuk kesehatan.
Enkapsulasi P. niruri dalam nanopartikel kitosan berkhasiat sebagai co-adjuvan peningkatan respon
imun terhadap antigen HbsAg yang diberikan secara oral. Berdasarkan hasil uji toksisitas akut dan
subkronis, ekstrak P. niruri tidak bersifat sitotoksik dan genotoksik. Namun, pengujian ekstrak ini
pada tikus jantan menyebabkan ketidakseimbangan hormonal dan kondisi degeneratif tubulus
seminiferus. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh pemberian nanopartikel kitosan kosong,
nanopartikel kitosan yang mengandung P. niruri, serta ekstrak P. niruri terhadap ekspresi protein
Src yang merupakan salah satu protein yang terlibat dalam jalur persinyalan testosteron nonklasik.
Nanopartikel dibuat dengan metode gelasi ionik, dikarakterisasi, dan diuji inhibisinya terhadap
fosforilasi Src menggunakan Western blot pada lini sel sertoli mencit jantan (TM4). Diperoleh
nanopartikel kitosan kosong berukuran 159 nm dan zeta potensial +35,3 mV, dengan karakteristik
yang tidak berbeda signifikan dengan nanopartikel kitosan P. niruri berukuran 170 nm dan zeta
potensial +32,5 mV (p=0,100). Berdasarkan hasil uji inhibisi, fosforilasi Src terinhibisi secara
signifikan setelah pemberian nanopartikel kitosan P. niruri konsentrasi 125 ppm (p=0,003) dan 500
ppm (p=0,003), namun tidak terjadi inhibisi yang signifikan setelah pemberian nanopartikel kitosan
kosong dan ekstrak P. niruri pada konsentrasi yang sama. Dapat disimpulkan bahwa inhibisi
fosforilasi Src terjadi akibat ekstrak P. niruri yang dienkapsulasikan dalam nanopartikel kitosan
sehingga mengganggu spermatogenesis karena terganggunya penempelan sel germinal ke sel
Sertoli dan memengaruhi pelepasan sperma.
Kata Kunci: Nanopartikel kitosan, Phyllanthus niruri, Spermatogenesis, Sel Sertoli/ TM4, Jalur
testosteron nonklasik, Src.
b. Kajian Pustaka
Beberapa tahun belakangan, telah dikembangkan pengobatan kanker berbasis nanopartikel untuk
meningkatkan kemampuan penargetan obat ke sel kanker. Namun setelah memasuki sel,
keberadaan lisosom dapat mengganggu keoptimalan penghantaran obat ke organel target. Jalur
endositosis yang dimediasi Caveolae potensial dalam mengatasi permasalahan ini karena
kemampuannya dalam menghindari degradasi obat oleh lisosom. Kajian pustaka ini membahas
endositosis yang dimediasi oleh Caveolae, karakteristiknya, serta penerapannya dalam pengobatan
kanker. Penelusuran pustaka dilakukan melalui mesin pencari pada situs Pubmed dan Google
Scholar. Dari hasil yang dihimpun, terdapat beberapa pengiriman pengobatan kanker (nanopartikel
kemoterapeutik, makromolekul, serta agen fototermal) yang melalui jalur endositosis Caveolae.
Hasilnya, nanopartikel dapat mencapai organel target tanpa terdegradasi di lisosom, lalu
menjalankan fungsinya dalam memicu proses apoptosis sel kanker. Dari penerapan tersebut,
diamati karakteristik nanopartikel yang dapat dihantarkan lewat jalur ini adalah memiliki ligan
penargetan yang dapat berikatan dengan reseptor Caveolae seperti albondin, reseptor folat, dan
reseptor gangliosida GM1, berukuran kurang dari 100 nm, dan cenderung hidrofobik. Di samping
itu, karakteristik sel target juga harus diperhatikan. Endositosis yang dimediasi Caveolae
kebanyakan terjadi pada sel kanker yang mengalami peningkatan Caveolin1 dan reseptor terkait
Caveolae.
Kata Kunci: Kanker, Nanomedicine, Endositosis, Caveolae