digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pandangan tradisional structure-conduct-performance (SCP) menyebutkan profitabilitas suatu sektor industri yang terkonsentrasi diperoleh melalui kolusi, sehingga membebankan pelanggan, menghambat inovasi, dan berdampak negatif lainnya. Studi ini dilakukan menggunakan data bank pada periode 20102019 untuk investigasi pengaruh kompetisi terhadap profitabilitas bank pada enam negara Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam). Investigasi dilakukan menggunakan metodologi Panzar dan Rosse (1987) untuk karakterisasi jenis kompetisi di sektor perbankan tiap negara Asia Tenggara. Studi dilanjutkan dengan investigasi pengaruh struktur pasar terhadap profitabilitas. Hasil pengolahan data menunjukkan Singapura sebagai pasar yang sangat terkonsentrasi dan pada tahun tertentu memiliki jenis pasar monopoli, sedangkan negara lainnya tidak terlalu terkonsentrasi dan terjadi kompetisi monopolistik. Investigasi variabel yang mempengaruhi profitabilitas menunjukkan pangsa pasar dan konsentrasi pasar tidak berdampak signifikan pada profitabilitas. Variabel internal bank memiliki dampak yang lebih signifikan pada profitabilitas, namun jenis variabel yang berpengaruh berbeda-beda pada negara yang berbeda. Heterogenitas hasil ini dapat dianggap sebagai respon berbeda dari manejemen bank terhadap kondisi domestik pasar masing-masing. Secara umum, seluruh hasil ini mengarah pada efek efisiensi manajemen dan efisiensi skala sebagai pengaruh yang lebih dominan pada profitabilitas, dibandingkan struktur pasar. Meskipun demikian, para pembuat kebijakan yang bekerja pada isu integrasi sektor perbankan ASEAN akan menghadapi tantangan besar akibat heterogenitas jenis kompetisi dan jenis variabel yang mempengaruhi profitabilitas sektor perbankan pada negara yang berbeda.