digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yasmin Zulfati Yusrina
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Yasmin Zulfati Yusrina
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Yasmin Zulfati Yusrina
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Yasmin Zulfati Yusrina
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Yasmin Zulfati Yusrina
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Yasmin Zulfati Yusrina
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Yasmin Zulfati Yusrina
PUBLIC Alice Diniarti

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh metode ekstraksi minyak dan perlakuan awal berupa pengeringan dan pengecilan ukuran biji terhadap rendemen dan sifat fisikokimia minyak, menentukan metode ekstraksi yang lebih menguntungkan secara keenergian berdasarkan rasio energi fosilnya, serta menentukan kombinasi metode ekstraksi minyak dan perlakuan awal bahan terbaik untuk biji kapuk randu (KR) dan nyamplung (N). Metode ekstraksi kimia dengan soxhlet (SX) dan metode mekanik dengan mesin pres ulir tunggal fleksibel (SP) serta alat pres hidrolik manual (HP) digunakan untuk mengekstrak minyak. Pengecilan ukuran dilakukan dengan 2 cara yaitu secara manual dengan cobek dan ulekan (M) dan dengan blender (B). Pengaruh pengecilan ukuran biji hanya diteliti pada biji nyamplung. Metode soxhlet memberikan rendemen minyak tertinggi untuk kedua jenis biji. Pengeringan dan pengecilan ukuran biji sebelum ekstraksi meningkatkan rendemen minyak. Rendemen minyak tertinggi dari biji kapuk randu dan nyamplung masing-masing adalah sebesar 24% dan 67,6% dengan metode soxhlet, 3,3% dan 30,4% dengan pres ulir, serta 10,5% dan 42,5% dengan pres hidrolik. Analisis fisikokimia dilakukan untuk menentukan sifat-sifat fisikokimia dari minyak. Metode soxhlet menghasilkan minyak yang terkontaminasi oleh pelarut, dan hal tersebut mempengaruhi sifat-sifat fisikokimianya. Hasil metode pres ulir dan pres hidrolik tidak mempunyai perbedaan sifat yang signifikan secara statistik satu sama lain. Keduanya lebih baik daripada soxhlet dari segi titik nyala. Kedua perlakuan awal bahan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan maupun tren yang jelas pada sifat fisikokimia minyak. Perbandingan rasio energi fosil (FER) juga dihitung untuk ketiga metode ekstraksi. Rata-rata rasio tertinggi dicapai oleh metode pres hidrolik (2,289), diikuti oleh soxhlet (0,532), lalu pres ulir (0,290). FER tertinggi untuk biji kapuk randu dan nyamplung berturut-turut adalah 0,668 (KR_B HP) dan 7,701 (N_B HP). Ini menunjukkan bahwa metode ekstraksi yang lebih menguntungkan secara keenergian adalah pres hidrolik untuk kedua jenis biji. Terakhir, dari segi rendemen dan sifat fisikokimia, disimpulkan bahwa ekstraksi minyak pada bahan dengan perlakuan awal pengeringan dan pengecilan ukuran dengan blender dengan metode pres hidrolik untuk biji kapuk randu (KR5_B HP) dan metode pres ulir untuk biji nyamplung (N5_B SP) memberikan hasil terbaik.