digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


TS-TK-Lidya Risang Ayu 23021010-1-Cover.pdf
EMBARGO  2027-05-21 

BAB 1 Lidya Risang Ayu
EMBARGO  2027-05-21 

BAB 2 Lidya Risang Ayu
EMBARGO  2027-05-21 

BAB 3 Lidya Risang Ayu
EMBARGO  2027-05-21 

BAB 4 Lidya Risang Ayu
EMBARGO  2027-05-21 

BAB 5 Lidya Risang Ayu
EMBARGO  2027-05-21 

Sumber daya hayati yang beragam dan tidak terbatas memberikan potensi yang besar bagi Indonesia untuk menjadi penghasil minyak nabati. Tumbuhan yang menjadi sumber minyak nabati mudah tumbuh di Indonesia karena iklimnya yang tropis. Minyak kelor merupakan salah satu minyak yang digadang-gadang sebagai minyak nabati yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Minyak kelor mengandung antioksidan, antimikroba, protein, lemak, karbohidrat, serat, vitamin B1, B2, vitamin C dan E, kalsium, magnesium, zat besi, dan mineral lainnya. Minyak kelor mengandung asam oleat yang baik untuk kesehatan. Pengambilan minyak dari biji kelor pada penelitian ini menggunakan metode pengepresan mekanis dan dilanjutkan dengan ekstraksi menggunakan pelarut. Pengepresan biji kelor dilakukan dengan variasi kadar air biji 8 dan 16% w/w. Pada kadar air biji 8% dihasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi yaitu sebesar 20,3- 31% w/w. Temperatur pengepresan juga divariasikan pada 80, 100, dan 120oC. Hasil terbaik diberikan pada temperatur 100oC kadar air biji 8% w/w dengan rendemen minyak yang dihasilkan meningkat sebesar 5,78% w/w dari rata-rata rendemen minyak 22,2 menjadi 28,0% w/w. Pada kadar air biji 16% rendemen naik dari 1,42% w/w menjadi 22,2% w/w. Ampas hasil pengepresan mekanik diekstrak dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksana dengan perbandingan jumlah pelarut terhadap jumlah cake (mL/gram) adalah 6:1, 8:1, dan 10:1 untuk mengambil sisa minyak yang masih terkandung dalam ampas biji kelor. Rasio terbaik yang diberikan 8:1 adalah jumlah pelarut terhadap jumlah ampas (mL/gram) dengan rendemen minyak yang dihasilkan 8,44-22,8% w/w. Karakterisasi minyak kelor meliputi densitas 0,912-0,919 g/cm3, angka penyabunan 195-202 mgKOH/g minyak, angka asam 1,62-2,77 mgKOH/g minyak, bilangan peroksida 1,85-3,70 meqO2/kg. Komposisi asam oleat 74,6–79,9 % menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa (GCMS) dilakukan untuk menentukan komposisi asam lemak. Analisis antioksidan menggunakan 2,2-Diphenyl-1 picrylhydrazyl (DPPH) dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan.