Silikon merupakan salah satu elemen kimia dengan aplikasi penggunaan yang luas.
Silikon umumnya diproduksi menggunakan bahan baku utama silika dalam bentuk
batuan atau mineral kuarsit. Indonesia memiliki sumber silika dalam bentuk lain
yaitu pasir silika. Namun hingga saat ini, penggunaan pasir silika sebagai bahan
baku produksi silikon belum banyak dimanfaatkan. Proses produksi silikon yang
umum dan telah terbukti dalam skala indutri dilakukan dengan cara mereduksi
silika melalui proses karbotermik dalam tanur listrik. Sebagai alternatif proses
karbotermik, telah dikembangkan proses reduksi magnesiotermik yang
membutuhkan konsumsi energi lebih rendah dan tidak menimbulkan emisi gas serta
debu. Studi literatur ini bertujuan untuk mengulas parameter-parameter proses
karbotermik dan magnesiotermik, melakukan simulasi termodinamika dengan
FactSageEdu terkait proses karbotermik dan magnesiotermik, serta melakukan
analisis terkait potensi penggunaan pasir silika sebagai bahan baku produksi silikon.
Studi literatur dimulai dengan mengumpulkan jurnal, buku dan prosiding yang
berkaitan dengan proses karbotermik dan magnesiotermik. Literatur tersebut
kemudian dianalisis untuk memperoleh informasi yang selanjutnya akan digunakan
sebagai poin pembahasan untuk menjawab tujuan dari studi ini. Simulasi proses
karbotermik dilakukan dengan memvariasikan rasio molar umpan SiO2, C, dan SiC
pada rentang temperatur 0-3000oC. Simulasi proses magnesiotermik dilakukan
dengan memvariasikan rasio molar umpan Mg dan SiO2 pada temperatur 900oC.
Kemudian, ditarik kesimpulan dan saran secara komprehensif.
Hasil ulasan menunjukkan pada proses karbotermik, peningkatan temperatur akan
menghasilkan silikon yang lebih murni dan juga meningkatkan perolehan silikon.
Rasio molar C/SiO2 berpengaruh pada perolehan silikon dan memiliki nilai
optimum yang bervariasi, namun secara umum peningkatan rasio molar C/SiO2
akan meningkatkan pembentukan SiC. Pada proses magnesiotermik, peningkatan
temperatur akan meningkatkan perolehan silikon dan menurunkan pembentukan
Mg2Si. Rasio molar Mg/SiO2 berpengaruh terhadap perolehan silikon, penggunaan
Mg yang kurang atau berlebih akan berimplikasi pada pembentukan Mg2Si dan
Mg2SiO4. Hasil simulasi proses karbotermik menunjukkan penambahan SiC dalam
umpan akan menghasilkan perolehan silikon yang lebih baik dibandingkan hanya
dengan menggunakan C. Simulasi proses magnesiotermik menunjukkan rasio
Mg/SiO2 optimum adalah 2, penggunaan diluar rasio tersebut akan menurunkan
perolehan silikon dengan pembentukan Mg2Si dan Mg2SiO4. Potensi yang dapat
dikembangkan dalam proses karbotermik adalah dengan melakukan aglomerasi
umpan pasir silika asal Indonesia dengan penambahan SiC. Potensi yang dapat
dikembangkan dalam proses magnesiotermik adalah dengan melakukan reduksi
pasir silika asal Indonesia dengan penggunaan aditif NaCl dan Al2O3 dalam umpan.
Perpustakaan Digital ITB