digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Larolina Khoirunnisaa
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Larolina Khoirunnisaa
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Larolina Khoirunnisaa
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Larolina Khoirunnisaa
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Larolina Khoirunnisaa
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Larolina Khoirunnisaa
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Larolina Khoirunnisaa
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

Radioterapi merupakan pengobatan kanker menggunakan radiasi pengion dengan dosis tinggi untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker. Prinsip dari radioterapi adalah memaksimalkan dosis ke volume target dan meminimalkan dosis ke jaringan normal di sekitarnya. Namun, adanya ketidakhomogenan jaringan dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan pemberian dosis. Ketidakakuratan dalam perhitungan dosis akibat adanya ketidakhomogenan jaringan dapat dikurangi dengan penerapan faktor koreksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai faktor koreksi dengan metode Tissue Air Ratio (TAR), Batho Power Law (BPL), dan Modified Batho (MB) untuk densitas jaringan yang berbeda pada energi 6 MV dengan ukuran field size 10 cm × 10 cm . Jaringan paru-paru dan tulang disisipkan pada slab geometri sederhana diantara jaringan homogen. Hasil perhitungan faktor koreksi tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil faktor koreksi dengan metode simulasi Monte Carlo (MC) pada penelitian terdahulu. Dari hasil pengolahan data, diperoleh bahwa metode MB adalah metode yang paling akurat karena nilai faktor koreksinya sangat mendekati nilai faktor koreksi pada metode MC dengan perbedaan 0,8 – 4% pada daerah jaringan paru-paru dan hanya 0,05 – 1,5% pada daerah jaringan tulang. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk penggunaan metode berbasis koreksi yaitu MB pada energi 6 MV pada sistem perencanaan terapi radiasi.