Peningkatan konsumsi protein bagi masyarakat penting dilakukan terutama bagi masyarakat yang tidak mampu membeli pangan asal hewan yang umumnya relative mahal. Protein hewani yang cukup murah untuk dibeli masyarakat diantaranya adalah daging dan telur burung puyuh (Coturnix coturnix japonica). Burung puyuh merupakan salah satu unggas penghasil protein hewani bagi manusia karena dalam tubuhnya terkandung protein yang berasal dari makanannya. Larva lalat tentara hitam (BSF) merupakan salah satu insekta yang mampu digunakan sebagai pakan ternak karena kandungan protein dan lemak didalam tubuhnya yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari campuran tepung larva BSF dengan pakan komersial SP-22 terhadap performa produksi dan kualitas telur puyuh serta menentukan perlakuan mana yang menghasilkan performa serupa dengan perlakuan rujukan (perlakuan A). Penelitian ini menggunakan 80 ekor burung puyuh dengan formulasi ransum A (100% pakan komersil), B (25% BSF + 75% PK), C (50% BSF + 50% PK), D (75% BSF + 25% PK), dan E (100% BSF). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kandungan proksimat formulasi pakan campuran antara pakan komersil dengan tepung BSF. Perlakuan E memiliki nilai tertinggi pada kadar air, kadar serat, kadar protein, kadar lemak, dan kadar fosfor. Sementara perlakuan A memiliki nilai tertinggi pada kadar abu, dan kadar kalsium. Hanya terdapat perbedaan nyata pada Feed Conversion Ratio (FCR), Production Egg, Haugh Unit (HU), Yolk Index (YI), dan organoleptik (aroma, rasa, dan warna kuning telur) dan ransum yang menghasilkan performa serupa dengan perlakuan rujukan (perlakuan ransum A) yaitu perlakuan ransum B.
Perpustakaan Digital ITB