BAB 1 Fairuz Aqila Sevemestyago
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fairuz Aqila Sevemestyago
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fairuz Aqila Sevemestyago
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fairuz Aqila Sevemestyago
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fairuz Aqila Sevemestyago
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fairuz Aqila Sevemestyago
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Kebutuhan pasar refraktori di dunia mencapai USD 34,33 miliar pada tahun 2024
dan diperkirakan akan mencapai sekitar USD 53,80 miliar pada tahun 2034, dengan
tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 4,60% dari tahun 2025 hingga
2034. Dalam menyuplai kebutuhan refraktori, salah satu hal yang perlu
diperhatikan adalah pembuatan refraktori. Beberapa poin yang perlu diperhatikan
dalam membuat refraktori adalah harus mempunyai stabilitas volume yang tinggi,
memiliki koefisien muai termal yang rendah, dan mempunyai kemampuan untuk
menahan panas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh
sistem kristal senyawa Al2O3 (alumina) dan SiO2 (silika) terhadap sifat elastisitas
dan termal, serta mempelajari pengaruh komposisi Al pada senyawa Al2SiO5
(aluminosilikat) terhadap sifat elastisitas dan termal.
Struktur Al2O3 dan SiO2 dengan berbagai sistem kristal (trigonal, ortorombik,
kubik, tetragonal, dan monoklinik) diuji melalui metode Molecular Dynamic (MD)
untuk menentukan parameter kisi dan first-principle untuk menentukan sifat
elastisitas dan sifat termal. Struktur Al2SiO5 dengan variasi komposisi Al (20,83%
dan 33,33% atom) diuji melalui metode first-principle untuk mengetahui sifat
elastisitas dan sifat termal. Pada MD, hasil simulasi terkait parameter kisi dan
energi minimum dibandingkan dengan referensi, sedangkan pada first-principle,
parameter kisi setimbang disimulasikan kembali untuk mendapatkan sifat elastisitas
dan termal. Lalu, simulasi terkait charge density difference juga dilakukan agar bisa
mengecek jenis ikatan dan distribusi elektron.
Hasil simulasi menampilkan data parameter kisi setiap sistem kristal senyawa
Al2O3 dan SiO2 yang berdekatan dengan referensi. Energi minimum terkecil
dimiliki SiO2 dengan sistem kristal trigonal (-6,697 eV/atom). Modulus elastisitas
terbesar dimiliki oleh Al2O3 dengan sistem kristal kubik (329 GPa). Hardness
terbesar dimiliki oleh SiO2 dengan sistem kristal trigonal (41,6 GPa). Temperatur
Debye pada SiO2 cenderung stabil dan lebih besar daripada Al2O3, terutama pada
sistem kristal trigonal, namun sistem kristal tersebut memiliki kapasitas panas
paling kecil dalam simulasi. Penurunan komposisi Al pada senyawa aluminosilikat
(Al2SiO5) membuat modulus elastisitas mengecil tapi tak signifikan (dari 183
menjadi 170 GPa), menaikkan kegetasan dan hardness (dari 12,8 menjadi 24,98
GPa), menaikkan temperatur Debye yang berimbas pada penurunan kapasitas
panas, serta cenderung menggunakan ikatan kovalen.
Perpustakaan Digital ITB