digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Safira Fitri
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Safira Fitri
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Safira Fitri
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Safira Fitri
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Safira Fitri
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA Safira Fitri
PUBLIC Resti Andriani

Pasir besi atau titanomagnetit ditemukan di wilayah pesisir pantai Indonesia yang tersebar dari Aceh hingga pantai utara Papua. Kandungan logam berharga seperti besi, titanium, dan vanadium belum dimanfaatkan dengan baik karena hingga saat ini belum ada pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri yang mampu mengolah pasir besi hingga menjadi produk akhir dengan nilai tambah yang tinggi. Perusahaan di dalam negeri hanya mampu mengolah pasir besi hingga menjadi konsentrat. Ulasan literatur ini disusun dengan harapan dapat menjadi salah satu langkah awal perkembangan teknologi pengolahan dan pemurnian pasir besi di Indonesia. Penyusunan ulasan literatur diawali dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan memperhatikan keakuratan sumber tersebut. Informasi tersebut disusun berdasarkan alur proses, parameter operasi, perolehan dan kadar produk yang dihasilkan. Mekanisme reduksi yang terjadi juga dijelaskan lebih lanjut. Hasil ulasan literatur menunjukkan bahwa pasir besi atau titanomagnetit telah diproses baik menggunakan teknologi rotary kiln – electric furnace maupun tanur tiup (blast furnace). Penelitian terus berkembang ke arah teknologi reduksi langsung karena kemungkinannya untuk menghasilkan terak titanium dengan kadar tinggi. Oleh karena itu, parameter yang berpengaruh dalam teknologi reduksi langsung dibandingkan lebih lanjut yang meliputi pengaruh reaktor, reduktor, perlakuan preoksidasi, temperatur proses, dan pengaruh penambahan bahan imbuh. Perbandingan berdasarkan jenis reaktor menunjukkan rotary kiln atau rotary hearth furnace dapat digunakan sebagai reaktor dalam reduksi langsung pasir besi di Indonesia. Reduktor dalam proses reduksi langsung menggunakan batu bara bituminous dapat menjadi pertimbangan karena ketersediaannya di Indonesia dan kemampuannya untuk menghasilkan produk dengan persen perolehan Fe yang tinggi. Pre-oksidasi dapat dilakukan untuk meningkatkan perolehan Fe pada produk. Temperatur reduksi yang semakin tinggi juga akan menghasilkan perolehan Fe yang semakin tinggi. Penambahan bahan imbuh seperti Na2C2O4, Na2CO3 dan CaCO3 dapat meningkatkan perolehan Fe pada produk akhir. Produk yang dihasilkan dari proses reduksi langsung dapat dilebur di dalam electric furnace menghasilkan lelehan besi wantah (pig iron) yang terpisah dari terak titanium. Selanjutnya, lelehan besi wantah tersebut dibawa ke proses pemisahan vanadium dan proses pembuatan baja dengan mengembuskan oksigen.