digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hoshea
PUBLIC Ratnasari

COVER Hoshea
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Hoshea
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Hoshea
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Hoshea
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Hoshea
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Hoshea
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Hoshea
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

Dalam kehidupan sehari-hari, untuk meminum air atau minuman lainnya yang ada di dalam sebuah gelas kita perlu memiringkannya sedemikian rupa sehingga minuman tersebut dapat tertuang ke mulut kita tanpa tumpah serta tidak membasahi tangan yang memegang gelas tersebut. Untuk itu diperlukan sudut optimal penuangan. Pada tugas akhir ini diciptakan sebuah alat ukur untuk mengukur sudut optimal penuangan tersebut. Proses penuangan fluida yang dilakukan dengan memiringkan wadah secara kontinu direkam menggunakan kamera video pada smartphone dan hasilnya disimpan dalam bentuk berkas video. Dengan bantuan program tracker kecepatan sudut proses penuangan dapat diperoleh dari video tersebut. Pada saat bersamaan fluida yang mengalir ditampung dalam suatu wadah dan diamati pula pertambahan volumenya setiap waktu. Eksperimen ini menggunakan dua variasi bahan dengan 5 kali pengulangan. Berdasarkan hasil pengukuran sudut optimum yang dilakukan, alat ini memiliki standar deviasi sampel dalam rentang 1-2. Hasil berikutnya menunjukkan semakin besar kecepatan sudut rata-ratanya semakin kecil sudut optimum yang dibentuk. Kecepatan sudut yang besar dan sudut optimum yang kecil ini memberi hasil nilai debut yang besar atau sebaliknya. Hasil lain eksperimen menunjukkan sudut optimum yang dibentuk berbanding lurus dengan ketinggian cairan terhadap mulut wadahnya. Semakin dekat cairan dengan mulut wadah, semakin kecil sudut yang dibentuk. Misalnya, saat wadah diisi air tawar dengan volume 120 mL dan 110 mL terhadap wadah bervolume 150 mL, sudut optimum yang dibentuk masing-masing 45.4° dan 47.2°. Kemudian eksperimen menggunakan larutan susu menunjukkan semakin tinggi konsentrasi kelarutan susunya, semakin besar sudut optimumnya. Contoh hasil ini adalah larutan susu dengan konsentrasi 25 ± 5.208 kg/m3 dan kelipatan dua kalinya memberikan sudut optimum 46.1° dan 50.7°