digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Nindia Ageng Kusuma Putri
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Nindia Ageng Kusuma Putri
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Nindia Ageng Kusuma Putri
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Nindia Ageng Kusuma Putri
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Nindia Ageng Kusuma Putri
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Nindia Ageng Kusuma Putri
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Sebagai salah satu negara tropis, Indonesia dikelilingi oleh wilayah laut dan merupakan perairan pedalaman Indonesia seluas 93.000 kilometer persegi di wilayah pesisir (termasuk di dalamnya selat, teluk, dan badan air lainnya). Situasi geografis Indonesia merupakan keuntungan dari industri pariwisata. Indonesia merupakan salah satu negara pariwisata yang paling menarik, hal tersebut mendukung pertumbuhan produk pendamping pariwisata. Salah satunya adalah produk pelindung sinar matahari atau biasa dikenal dengan sunblock atau sunscreen yang merupakan salah satu dari komoditas yang mendukung konsumen untuk pariwisata. Pertumbuhan positif produk pelindung matahari sudah diprediksi dari riset Statista. Sejak 2018, pertumbuhan tahunan rata-rata ukuran pasar produk pelindung matahari di Indonesia telah meningkat sebesar 10% dan diperkirakan akan meningkat menjadi 14% di masa mendatang. Riset ini dimulai dengan mengidentfikasi permasalahan yang dihadapi salah satu brand sun protection saat Indonesia dilanda pandemic COVID-19 sejak Maret 2020. Riset ini berasal dari market leader kategori sun care di Indonesia yaitu NIVEA SUN. Dari hasil pengumpulan data tersebut, dapat diketahui permasalahan nyata yang mereka hadapi. Isu pertama adalah penurunan penjualan, sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada Maret 2020, total pasar kategori sun care menurun hingga -12%YTD data Agustus 2020. Kedua, Pembatasan Sosial Skala Besar atau yang dikenal dengan PSBB mempengaruhi perilaku konsumen baru. Konsumen lebih banyak berbelanja produk kesehatan dan kebersihan dibandingkan dengan kategori kecantikan. Ketiga, karena regulasi PSBB dari Pemerintah Indonesia, distribusi yang sebelumnya terfokus pada Kawasan wisata harus dihentikan, terlebih kurangnya kesadaran konsumen terkait produk NIVEA SUN Face Category menyebabkan perusahaan hanya mengandalkan satu kategori saja (Body Category) sebagai produk yang mendorong pertumbuhan di sun care market. Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi solusi masalah terbaik dengan mengevaluasi produk dan strategi mana yang dapat menyelesaikan masalah. Solusi NIVEA SUN dalam rangka pemulihan dari krisis pandemi adalah dengan mengusulkan strategi pemasaran dengan membuat STP dan Marketing Mix baru untuk produk yang potensial. Komunikasi pemasaran yang terintergrasi diperlukan untuk mendukung produk-produk potensial dengan kegiatan dan kampanye baru. Selain itu, komunikasi pemasaran yang terintegrasi akan membantu NIVEA SUN untuk menentukan saluran mana yang efektif untuk meningkatkan kesadaran konsumen terhadap produk baru. Dalam menyelesaikan solusi masalah tersebut Marketing Communication Mix disarankan sebagai media perusahaan untuk secara langsung dan implisit mengedukasi, meyakinkan dan mengingatkan konsumen tentang produk yang ditawarkan. Kemudian brand disarankan untuk menggunakan temuan dan saran ini untuk menata kembali strategi pemasaran dalam menghadapi krisis pandemi.