Kota Tasikmalaya merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang sering
dilanda bencana gempabumi. Hal ini disebabkan oleh letaknya yang berada dekat
dengan jalur subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke Lempeng
Eurasia. Endapan permukaan di kota ini berupa aluvium dan endapan undak yang
terkonsolidasi lemah yang dapat menyebabkan amplifikasi gelombang saat terjadi
gempabumi, sehingga getaran yang dirasakan akan semakin kuat. Sebagai upaya
mitigasi bencana gempabumi di Kota Tasikmalaya, perlu dilakukan zonasi wilayah
untuk memetakan daerah yang akan mengalami kerusakan berat saat terjadi
gempabumi. Penelitian ini menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral
Ratio (HVSR) yang diaplikasikan pada data rekaman mikrotremor untuk
memperoleh variasi spasial nilai frekuensi dominan dan amplifikasi yang dapat
menjelaskan karakteristik lapisan geologi di bawah permukaan. Berdasarkan hasil
pengolahan data, rentang frekuensi dominan yang diperoleh berkisar antara 0,71
hingga 9,42 Hz dengan sebaran frekuensi terendah di sebelah timur, tenggara, dan
barat laut yang mengindikasikan adanya lapisan sedimen yang cenderung lebih
tebal. Rentang nilai amplifikasi yang diperoleh berkisar antara 1,15 hingga 12,59
dengan sebaran nilai yang lebih tinggi di sebelah timur, tenggara, selatan, dan barat
laut. Inversi kurva HVSR dilakukan untuk mengetahui nilai kecepatan gelombang
geser (????!) di Kota Tasikmalaya sehingga diperoleh struktur geologi bawah
permukaan yang lebih detail dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat
kerentanan terhadap bahaya gempabumi. Neighborhood Algorithm digunakan
untuk memperoleh model yang paling optimal. Dari hasil proses inversi diperoleh
rentang ????! berkisar antara 150 hingga 3054 m/s dengan nilai yang cenderung lebih
rendah di sebelah timur, tenggara, dan barat laut pada kedalaman 25 m. Rata-rata
nilai kecepatan gelombang geser pada kedalaman 30 meter (????!"#) juga dapat
digunakan untuk menentukan jenis tanah dalam studi geoteknik. Dari hasil
perhitungan ????!"# diperoleh jenis tanah pada daerah penelitian berupa tanah sedang,
tanah keras, dan batuan.