Kota Solok terletak di sepanjang jalur patahan aktif Sumatera yang lebih dikenal
dengan Segmen Sianok dan Segmen Sumani. Kedua Segmen tersebut sangat
menarik karena sejarah kerusakan yang terjadi akibat gempabumi yang terjadi di
kedua segmen tersebut serta letaknya yang berada di lokasi padat penduduk. Selain
itu, wilayah Kota Solok ditutupi oleh endapan lunak berupa aluvium dan soil hasil
pelapukan batuan. Oleh karena itu, Kota Solok rentan terhadap kerusakan yang
diakibatkan oleh goncangan dari gelombang seismik yang bersumber dari
gempabumi. Goncangan tersebut dapat mengalami amplifikasi yang disebabkan
oleh lapisan sedimen permukaan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu
pemahaman yang lebih baik mengenai karakteristik sedimen permukaan di wilayah
ini. Salah satu parameter yang berperan penting dalam mengestimasi amplifikasi
gelombang adalah kecepatan gelombang geser. Dalam penelitian ini kecepatan
gelombang geser diperoleh dari pemodelan data mikrotremor array sedangkan nilai
amplifikasi diperoleh dari kombinasi data array dan single station. Pengukuran
mikrotremor array dilakukan di 9 lokasi sedangkan mikrotremor single station pada
98 lokasi. Berdasarkan hasil pemodelan mikrotremor array di 9 lokasi, nilai Vs di
lapisan sedimen permukaan berkisar antara 113,33 m/s sampai dengan 210,02 m/s
yang menggambarkan endapan aluvium. Frekuensi dominan lapisan sedimen di
daerah penelitian berkisar antara 0,35 Hz sampai dengan 14,75 Hz. Adapun hasil
perhitungan nilai amplifikasi berkisar antara 1,04 sampai dengan 1,94 dan nilai
indeks kerentanan seismik di daerah penelitian berkisar antara 0,07 sampai dengan
5,81. Daerah dengan indeks kerentanan yang tinggi berada di bagian tenggara yang
umumnya menempati daerah endapan limpah banjir dan endapan aluvium, daerah
tersebut juga memiliki amplifikasi yang cenderung lebih besar dibandingkan
dengan daerah lainnya.