digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Permintaan pasar ubi Cilembu semakin meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu perlu dikembangkan lahan ubi Cilembu di daerah lain untuk mengatasi masalah ini, termasuk lahan ubi Cilembu non tipikal. Penyelidikan sebaran tanah subur dilakukan pada lahan pertanian non tipikal agar petani dapat mengkaji masalah kesuburan tanah yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik lahan pertanian ubi jalar non tipikal Cilembu di Kecamatan Cicalengka. Karakterisasi lahan dapat dilakukan menggunakan pendekatan high precission agriculture dengan teknologi geofisika yang saat ini berkembang, diantaranya adalah Electrical Resistivity Tomography (ERT) dan mikrotremor. Dimana data dari kedua metode tersebut diolah menggunakan software geopsy dan RES2DINV yang menghasilkan parameter frekuensi dominan (f0), Amplifikasi (A), dan resistivitas (?). Dari hasil pengolahan didapatkan nilai resistivitas 10 hingga 800 ?m, nilai frekuensi dominan dari 3,697 hingga 4,545 Hz dan nilai amplifikasi dari rentang 3,1 hingga 5,4. Daerah penelitian menunjukkan nilai resistivitas berkisar antara 10 hingga 800 ?m, yang menunjukkan bahwa daerah ini merupakan hasil dari pelapukan batuan aluvial. Berdasarkan nilai dari data mikrotremor, daerah pertanian ini juga memiliki nilai frekuensi dibawah 4 menandakan bahwa pada daerah tersebut memiliki sedimen yang tebal, hal ini dikarenakan topografi lahan yang menurun dari timur ke barat sehingga adanya perbedaan elevasi pada lahan pertanian. Daerah pertanian ini pun memiliki nilai amplifikasi diatas 4 menandakan bahwa pada daerah ini tanahnya bersifat heterogen, cukup padat yang memungkinkan tanah tersebut dapat menyerap air lebih baik sehingga pada daerah tersebut tanahnya lebih subur dibanding tanah dengan amplifikasi rendah (< 4). Hasil penelitian menyatakan bahwa ubi jalar varietas Cilembu dapat dikembangkan pada lahan non tipikal di daerah ini dengan mempertimbangkan faktor penghambatnya. Mengetahui faktor penghambat tersebut diharapkan dapat menentukan langkah-langkah pengelolaan lahan sebagai solusi agar lahan non tipikal dapat membantu permintaan pasar akan ketersediaan varietas ubi jalar Cilembu.