digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Made Mas Surya Wiguna
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Hunian vertikal merupakan sebuah solusi untuk kebutuhan hunian dari masyarakat Bali yang kian meningkat. Sangat disayangkan, solusi ini dianggap masih pro dan kontra di tengah masyarakat. Oleh karena itu, tesis ini dilakukan dengan tujuan menemukan kriteria dan bentuk desain hunian vertikal yang dapat diterima di masyarakat. Bali merupakan kepulauan dengan kebudayaan dan alam yang indah, oleh sebab itu pariwisata dipulau Bali merupakan pariwisata salah satu terbaik di Indonesia, namun pariwisata berdampak pada pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol oleh pemerintah memunculkan permasalahan hunian bagi masyarakat Bali terutama pada persediaan hunian yang layak untuk ditinggali. Permasalahan kebutuhan hunian khususnya di Kota Denpasar sebagai ibukota mencapai 2.224 hunian, hal ini menimbulkan sebuah masalah yang harus segera diselesaikan. Melihat harga tanah yang cukup tinggi di Bali, salah satu cara memenuhi kebutuhan hunian tersebut adalah hunian vertikal. Sebelumnya telah dilakukan penelitian dan menghasilkan NSPK 1 dan 2 sebagai tahap awal program bangunan vertikal. Namun, hal ini masih menjadi ide dasar dari desain hunian vertikal. Pada tesis ini NSPK digunakan sebagai dasar atau aturan awal. Kemudian dikombinasikan dengan jurnal-jurnal hunian vertikal berbudaya Bali. Budaya dianggap sangat penting bagi masyarakat, oleh karena itu di setiap keputusannya, unsur budaya tetap harus dipertimbangkan agar hunian vertikal ini dapat diterima. Pada desain digunakan teori Transformasi budaya dengan metode TCUSM. Metode ini membedah dan menggabungkan kriteria desain menjadi kriteria baru. Selain dari metode tersebut teori pendukung sense of place dan place identity sebagai dasar memunculkan konsep-konsep Bali di dalam desain. Setelah konsep hunian vertikal berbudaya Bali muncul, dilakukan pengujian kepada 364 responden untuk melihat respon penerimaan masyarakat. Setelah itu dilakukan kembali validasi pada 212 responden untuk melihat keinginan tinggal masyarakat pada hunian vertikal berbudaya Bali. Hal ini dilakukan secara daring dengan target responden adalah masyarakat asli Bali dari berbagai latar belakang. Kemudian hasil kuesioner digabungkan dengan hasil wawancara dengan para ahli yang ikut serta dalam rapat mengenai NSPK. Setelah ditemukan bahwa masyarakat hampir sebagian besar mau mencoba dan menerima hunian vertikal berbudaya Bali, kemudian tesis ini dilanjutkan dengan penerapan konsep ke dalam desain bangunan dengan pengolahan secara TCUSM. Metode ini menghasilkan sebuah kriteria dimana kriteria hunian vertikal sebesar 60% dan kriteria hunian Bali 40%. Secara keseluruhan desain akan berbentuk bangunan vertikal moderen namun ada aksen dan rasa Bali di dalamnya. Fasilitas budaya dan fasilitas pendukung direncanakan di dalam perancangan sehingga dapat menyesuaikan desain dengan keadaan sekitar.