digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saat Starbucks pertama kali muncul, orang akhirnya memiliki akses ke rasa kopi yang lebih baik dan baru-baru ini, orang mendapat kesempatan untuk mencicipi kopi yang lebih baik lagi karena komersialisasi specialty coffee. Hal ini disebabkan oleh third wave coffee di mana minat masyarakat terhadap kopi berkualitas tinggi sangat meningkat. Alhasil, mulai bermunculan berbagai coffee roaster dari seluruh dunia yang menjual biji kopi spesialti dalam kemasan. Desain kemasan bervariasi dari roaster ke roaster, tetapi semuanya dirancang dengan tujuan untuk menarik konsumen. Dengan banyaknya penelitian tentang kemasan, belum ada penelitian tentang pengemasan specialty coffee bean. Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti subjek specialty coffee untuk melihat apakah kemasan tersebut mempengaruhi minat beli atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai alat untuk mencari jawabannya. Dari 250 responden yang terkumpul, selanjutnya diolah dengan software SPSS untuk melakukan analisis regresi dan analisis importance - performance. Outputnya adalah ada pengaruh elemen kemasan (grafik, warna, tipografi, dan gambar) terhadap niat beli konsumen. Analisis lebih lanjut dengan analisis importance - performance menunjukkan bahwa grafik merupakan kepentingan tertinggi menurut responden beserta komposisi sebagai atribut yang paling menarik bagi responden. Temuan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para roaster kopi dalam memperbaiki desain kemasannya berdasarkan temuan statistik tersebut.