Saat Starbucks pertama kali muncul, orang akhirnya memiliki akses ke rasa kopi yang lebih baik dan
baru-baru ini, orang mendapat kesempatan untuk mencicipi kopi yang lebih baik lagi karena
komersialisasi specialty coffee. Hal ini disebabkan oleh third wave coffee di mana minat masyarakat
terhadap kopi berkualitas tinggi sangat meningkat. Alhasil, mulai bermunculan berbagai coffee
roaster dari seluruh dunia yang menjual biji kopi spesialti dalam kemasan. Desain kemasan bervariasi
dari roaster ke roaster, tetapi semuanya dirancang dengan tujuan untuk menarik konsumen. Dengan
banyaknya penelitian tentang kemasan, belum ada penelitian tentang pengemasan specialty coffee
bean. Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti subjek specialty coffee untuk melihat apakah
kemasan tersebut mempengaruhi minat beli atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif sebagai alat untuk mencari jawabannya. Dari 250 responden yang terkumpul, selanjutnya
diolah dengan software SPSS untuk melakukan analisis regresi dan analisis importance -
performance. Outputnya adalah ada pengaruh elemen kemasan (grafik, warna, tipografi, dan gambar)
terhadap niat beli konsumen. Analisis lebih lanjut dengan analisis importance - performance
menunjukkan bahwa grafik merupakan kepentingan tertinggi menurut responden beserta komposisi
sebagai atribut yang paling menarik bagi responden. Temuan ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan para roaster kopi dalam memperbaiki desain kemasannya berdasarkan temuan statistik
tersebut.
Perpustakaan Digital ITB