digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Made Giri Natha
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Made Giri Natha
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Made Giri Natha
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Made Giri Natha
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Made Giri Natha
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Made Giri Natha
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Baterai Ion Litium (LIB) merupakan baterai yang paling populer saat ini karena kelebihannya terutama dalam hal densitas energinya. Peningkatan penggunaan LIB tentunya akan meningkatkan jumlah LIB bekas yang berpengaruh terhadap bertambahnya permasalahan lingkungan. LIB, terutama material katodanya, mengandung logam berharga seperti kobalt, nikel, dan litium yang dapat diambil dengan nilai ekonomi yang tinggi. Oleh karenanya mendaur ulang baterai ion litium perlu dilakukan untuk mengurangi masalah lingkungan disamping untuk meningkatkan nilai guna dari LIB bekas. Salah satu proses yang daur ulang yang dapat digunakan ialah proses pirometalurgi. Kelebihan proses ini ialah kecepatan reaksinya dan fleksibilitasnya terhadap umpan yang diproses. Namun, proses pirometalurgi ini memiliki permasalah utama yaitu kesulitannya untuk memperoleh unsur litium. Pada studi literatur ini dilakukan pembahasan mengenai daur ulang LIB secara keseluruhan, proses-proses daur ulang baterai LIB yang telah dikembangkan, penelitian-penelitian skala laboratorium daur ulang LIB, serta pengaruh sistem terak dan penambahan bahan imbuh terhadap perolehan logam berharga. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa proses daur ulang dengan jalur pirometalurgi dilakukan umumnya melalui proses reduksi dengan menggunakan karbon sebagai reduktor sehingga didapatkan paduan yang terdiri dari kobalt, nikel, tembaga, mangan dan besi serta terak. Terdapat berbagai sistem terak yang digunakan antara lain Al2O3-SiO2-CaO, MgO-SiO2-CaO, FeO-SiO2-Al2O3 dan MnO-SiO2-Al2O3. Sistem terak SiO2-Al2O3-MgO dilaporkan memiliki kelarutan Li terendah (maksimum 10%), dimana sebagian dari litium terpisahkan dalam bentuk debu. Litium dalam terak cukup stabil dan tidak mudah untuk diekstraksi. Cara lain untuk memperoleh litium dari material katoda adalah dengan melakukan proses reduksi dengan penambahan garam klorida agar diperoleh litium dalam bentuk LiCl. Garam litium klorida ini di beberapa studi dilaporkan memiliki kelarutan yang baik dalam larutan air. Berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan Factsage, reduksi LiCoO2 dengan reduktor grafit dengan penambahan bahan imbuh berupa NaCl menghasilkan logam kobalt dan garam litium klorida. Hasil percobaan awal menunjukkan pembentukan logam kobalt yang terpisah secara sempurna dari senyawa litium. Logam yang didapatkan pada temperatur 1000oC memiliki komposisi kobalt sebesar 99,82%.