digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Rudy Fernando Sihite
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Rudy Fernando Sihite
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Rudy Fernando Sihite
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rudy Fernando Sihite
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rudy Fernando Sihite
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rudy Fernando Sihite
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rudy Fernando Sihite
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Rudy Fernando Sihite
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Rudy Fernando Sihite
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rudy Fernando Sihite
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Intrusi pluton granit di daerah Bangka Belitung merupakan sumber timah terbesar di Indonesia. Selain pembawa timah dalam bentuk kasiterit, granit juga merupakan sumber dari mineral pembawa rare earth elements (REE) sebagai mineral monasit, xenotim, dan zirkon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mineral ikutan timah (MIT) dan kelimpahan REE pada daerah penelitian. Untuk mendukung penelitian ini, sebanyak 51 sampel diambil dari daerah Bangka Selatan di Pulau Bangka dan Badau di Pulau Belitung. Karakteristik dan kehadiran MIT diamati dengan mikroskop polarisasi dan dianalisis menggunakan X-ray diffraction (XRD), scanning electron microsopy (SEM), dan electron probe microanalyzer (EPMA). Sedangkan kelimpahan REE diketahui dari analisis inductively coupled plasma-mass spectrometer (ICP-MS). Berdasarkan pengamatan mineralogi butir menggunakan mikroskop, MIT umumnya hadir dalam jumlah yang tinggi di sampel konsentrat sehingga sangat mudah menemukan MIT pada sampel tersebut. MIT yang teramati pada sampel berupa ilmenit, monasit, dan zirkon. Pada sampel Belitung, zirkon lebih mudah ditemukan dibandingkan sampel Bangka Selatan sedangkan xenotim sangat sulit ditemukan di dua daerah penelitian. Hal tersebut juga sesuai dengan analisis XRD yang menunjukkan MIT utama yang teridentifikasi adalah monasit, zirkon, dan ilmenit dengan kehadiran xenotim dan rutil yang sedikit. Berdasarkan pengamatan SEM, zirkon di Bangka Selatan memiliki banyak fractures yang diakibatkan kompleksitas aktivitas geologi pada saat proses pembentukannya. Pada daerah Belitung zirkon umumnya ditemukan memiliki zoning yang mencirikan proses kristalisasi pada waktu lama. Secara kuantitatif, MIT utama pembawa REE pada dua lokasi penelitian ini adalah monasit yang mengandung LREE seperti Ce, La, dan Nd. Kelimpahan light-REE (LREE) dari monasit juga ditunjukkan dari hasil ICP-MS bahwa LREE lebih melimpah dibandingkan heavy-REE (HREE). Dibandingkan dengan upper contintental crust (UCC), total REE (TREE) pada salah satu sampel konsentrat di Bangka Selatan memiliki kelimpahan 800 kali lebih tinggi. Sedangkan di Belitung, kelimpahan TREE tertinggi juga terdapat pada sampel konsentrat yang memiliki kelimpahan 350 kali lebih tinggi dibandingkan dengan UCC.