BAB 1 Sylvester Solaiman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Sylvester Solaiman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Sylvester Solaiman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Sylvester Solaiman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Sylvester Solaiman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Produksi magnesium dunia didominasi oleh Tiongkok. Tiongkok memproduksi
magnesium menggunakan proses Pidgeon. Dalam proses Pidgeon kalsin dolomit,
reduktor ferosilikon, dan katalis kalsium fluorida (CaF2) dimasukkan dalam retort
vakum horizontal. Retort dipanaskan secara eksternal untuk memanaskan reaktan.
Proses Pidgeon memiliki kapasitas per retort yang rendah, teknologi yang relatif
sederhana, proses batch, modal awal rendah, dan emisi CO2 tinggi dari kalsinasi
dan proses reduksi. Kapasitas rendah disebabkan oleh pemanasan eksternal dengan
perpindahan panas yang lamban sehingga membatasi ukuran retort. Terak yang
dihasilkan berukuran halus sehingga rentan menjadi debu. Karena CaF2 digunakan
sebagai bahan imbuh, terak juga mengandung fluorin yang kadarnya melebih
ambang batas. Retort proses Pidgeon yang berbentuk vertikal dapat
memperkenankan diameter retort lebih besar. Borat seperti B2O3 telah digunakan
untuk memodifikasi terak metalurgis lain yang juga berukuran halus seperti terak
Argon Oxygen Decarburization (AOD) dari produksi baja nirkarat. Studi ini
bertujuan untuk mempelajari desain retort vertikal yang ada dan mengevaluasi
pendekatan yang digunakan untuk membuat proses Pidgeon lebih baik. Selain itu,
studi ini juga mempelajari dampak penggantian CaF2 dengan borat sebagai katalis
pada proses Pidgeon.
Studi ini dimulai dengan pengumpulan karya tulis dan publikasi mengenai proses
Pidgeon. Setelah itu, karya yang dikumpulkan disortir dan dipilih berdasarkan
relevansinya dengan tujuan studi. Lalu, dokumen terpilih diulas dan dianalisis demi
memenuhi tujuan studi. Dokumen yang diulas dan fenomena yang dideskripsikan
di dalamnya akan dibandingkan satu sama lain. Jika ada penjelasan yang kurang,
dilakukan pencarian dan pengulasan referensi kembali. Terakhir, ditarik
kesimpulan dari studi literatur yang telah dilakukan.
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, didapat kesimpulan berikut: 1) Desain
retort vertikal untuk proses Pidgeon telah dipakai sampai setidaknya tingkat pilot
plant. Namun, ada kekurangan data yang diperlukan untuk membandingkan unjuk
kerja tiap desain. 2) Retort vertikal berpotensi mengurangi penggunaan lahan,
otomasi, dan pengawasan proses yang lebih baik. 3) Penggantian CaF2 dengan
H3BO3 secara penuh tidak disarankan, tapi penggantian parsial disarankan.
Penggantian parsial menurunkan kandungan fluorin dalam terak magnesium dan
meningkatkan ukuran partikel terak magnesium. CaF2 dan borat mempercepat
reduksi melalui pembentukan fasa terak cair yang meningkatkan transpor reaktan.
Diberikan saran-saran berikut: 1) eksperimen skala laboratorium menggunakan
retort proses Pidgeon vertikal untuk mendapatkan data primer yang dapat
dibandingkan dengan retort horizontal skala laboratorium dan 2) melakukan
eksperimen untuk menginvestigasi penyebab dari produktivitas katalis borat yang
lebih rendah dibandingkan dengan CaF2 dalam penggunaan di proses Pidgeon.
Perpustakaan Digital ITB