digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Sylvester Solaiman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Sylvester Solaiman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Sylvester Solaiman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Sylvester Solaiman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Sylvester Solaiman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Produksi magnesium dunia didominasi oleh Tiongkok. Tiongkok memproduksi magnesium menggunakan proses Pidgeon. Dalam proses Pidgeon kalsin dolomit, reduktor ferosilikon, dan katalis kalsium fluorida (CaF2) dimasukkan dalam retort vakum horizontal. Retort dipanaskan secara eksternal untuk memanaskan reaktan. Proses Pidgeon memiliki kapasitas per retort yang rendah, teknologi yang relatif sederhana, proses batch, modal awal rendah, dan emisi CO2 tinggi dari kalsinasi dan proses reduksi. Kapasitas rendah disebabkan oleh pemanasan eksternal dengan perpindahan panas yang lamban sehingga membatasi ukuran retort. Terak yang dihasilkan berukuran halus sehingga rentan menjadi debu. Karena CaF2 digunakan sebagai bahan imbuh, terak juga mengandung fluorin yang kadarnya melebih ambang batas. Retort proses Pidgeon yang berbentuk vertikal dapat memperkenankan diameter retort lebih besar. Borat seperti B2O3 telah digunakan untuk memodifikasi terak metalurgis lain yang juga berukuran halus seperti terak Argon Oxygen Decarburization (AOD) dari produksi baja nirkarat. Studi ini bertujuan untuk mempelajari desain retort vertikal yang ada dan mengevaluasi pendekatan yang digunakan untuk membuat proses Pidgeon lebih baik. Selain itu, studi ini juga mempelajari dampak penggantian CaF2 dengan borat sebagai katalis pada proses Pidgeon. Studi ini dimulai dengan pengumpulan karya tulis dan publikasi mengenai proses Pidgeon. Setelah itu, karya yang dikumpulkan disortir dan dipilih berdasarkan relevansinya dengan tujuan studi. Lalu, dokumen terpilih diulas dan dianalisis demi memenuhi tujuan studi. Dokumen yang diulas dan fenomena yang dideskripsikan di dalamnya akan dibandingkan satu sama lain. Jika ada penjelasan yang kurang, dilakukan pencarian dan pengulasan referensi kembali. Terakhir, ditarik kesimpulan dari studi literatur yang telah dilakukan. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, didapat kesimpulan berikut: 1) Desain retort vertikal untuk proses Pidgeon telah dipakai sampai setidaknya tingkat pilot plant. Namun, ada kekurangan data yang diperlukan untuk membandingkan unjuk kerja tiap desain. 2) Retort vertikal berpotensi mengurangi penggunaan lahan, otomasi, dan pengawasan proses yang lebih baik. 3) Penggantian CaF2 dengan H3BO3 secara penuh tidak disarankan, tapi penggantian parsial disarankan. Penggantian parsial menurunkan kandungan fluorin dalam terak magnesium dan meningkatkan ukuran partikel terak magnesium. CaF2 dan borat mempercepat reduksi melalui pembentukan fasa terak cair yang meningkatkan transpor reaktan. Diberikan saran-saran berikut: 1) eksperimen skala laboratorium menggunakan retort proses Pidgeon vertikal untuk mendapatkan data primer yang dapat dibandingkan dengan retort horizontal skala laboratorium dan 2) melakukan eksperimen untuk menginvestigasi penyebab dari produktivitas katalis borat yang lebih rendah dibandingkan dengan CaF2 dalam penggunaan di proses Pidgeon.