COVER Ayu Miertha Nadya Salsabilla
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Ayu Miertha Nadya Salsabilla
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ayu Miertha Nadya Salsabilla
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ayu Miertha Nadya Salsabilla
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ayu Miertha Nadya Salsabilla
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Ayu Miertha Nadya Salsabilla
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Nikel dapat diperoleh dari dua tipe bijih yaitu bijih nikel laterit dan bijih nikel sulfida.
Indonesia memiliki sumber daya dan cadangan nikel dalam bentuk bijih nikel laterit.
Saat ini, Indonesia menempati peringkat satu di dunia dalam hal jumlah sumber daya
nikel. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian menargetkan jumlah
populasi mobil listrik mencapai 2 juta unit pada tahun 2025. Komponen utama dari
mobil listrik adalah baterai lithium ion yang mengambil porsi sekitar 60% dari total
biaya pembuatan baterai. Salah satu komponen utama dari baterai adalah komponen
katoda yang komposisi utamanya adalah nikel. Nikel yang digunakan salah satunya
merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari produk nikel mate yang diproduksi dari
bijih nikel laterit dengan cara menambahkan sulfur pada tahap akhir proses kalsinasi di
rotary kiln pada suhu 800o C. Meskipun proses ini sudah terbukti dapat mengolah bijih
nikel laterit menjadi nikel mate, proses ini mengonsumsi energi dalam jumlah yang
besar dan memerlukan penggunaan sulfur elemental yang dapat menguap dan terbuang
bersama gas buang (temperatur uap sulfur adalah 444,6o C) sehingga dapat mengurangi
efektivitas dari proses tersebut.
Studi literatur ini dilakukan untuk meninjau sumber sulfur alternatif yang dapat
digunakan dalam proses pengolahan bijih nikel laterit menjadi nikel mate melalui jalur
pirometalurgi. Studi literatur diawali dengan pengumpulan dokumen-dokumen riset
terkait. Dokumen-dokumen yang sudah dikumpukan akan dipilah untuk mendapatkan
dokumen-dokumen yang relevan. Dokumen-dokumen yang telah dipilah kemudian
dianalisis dengan mengkaji topik bahasan serta trend/pola dari data penelitiannya.
Kekosongan dan gap informasi akan dijawab dengan menggunakan data dari penelitian
sebelumnya maupun simulasi dengan perangkat lunak Factsage. Terakhir, kesimpulan
dapat ditarik berdasarkan studi literatur yang dilakukan.
Hasil studi menunjukkan bahwa penambahan jumlah sulfur pada proses reduksi bijih
nikel laterit dapat menaikkan kadar nikel dan perolehan nikel yang dihasilkan.
Peningkatan temperatur pada reduksi bijih nikel laterit juga akan meningkatkan
perolehan logam nikel yang dihasilkan. Berdasarkan hasil simulasi Factsage,
penambahan aditif Na2SO4 dan CaSO4 dapat menaikkan kadar dan perolehan nikel.
Sedangkan penambahan aditif FeS2 dapat menurunkan kadar nikel yang dihasilkan
akibat adanya Fe dari aditif yang ikut tereduksi kedalam logam.