BAB 1 Muhammad Satrio Dwi Cahya
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Satrio Dwi Cahya
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Satrio Dwi Cahya
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Satrio Dwi Cahya
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Satrio Dwi Cahya
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Satrio Dwi Cahya
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Kebutuhan implan di Indonesia meningkat hingga mencapai 80-100 ribu keping pada tahun 2017. Implan dapat digunakan untuk menangani dampak atherosclerosis maupun patah tulang. Implan yang terbuat dari logam memiliki kelebihan berupa kekuatan mekanik dan ketangguhan retak yang baik. Namun, sebagian besar implan logam harus dikeluarkan kembali dari tubuh melalui operasi kedua setelah pemasangan. Hal ini bertujuan untuk mencegah timbulnya efek samping jangka panjang. Alternatif lain untuk menghindari operasi kedua adalah penggunaan implan yang terurai secara biologi (biodegradable). Salah satu logam yang bersifat biodegradable dan biokompatibel adalah magnesium. Namun, magnesium memiliki tingkat korosi yang tinggi sehingga apabila digunakan langsung sebagai implan, magnesium berpotensi terkorosi dan terurai sebelum proses penyembuhan selesai. Untuk meningkatkan ketahanan korosi paduan magnesium, digunakan metode shot peening dan anodisasi.
Paduan magnesium yang menjadi aspek penelitian ini adalah paduan AZ91D. Penelitian dimulai dengan percobaan pendahuluan. Spesimen AZ91D dipotong terlebih dahulu menjadi berukuran (1x1x1) cm. Spesimen yang telah dipotong akan diberikan perlakuan shot peening dengan variasi waktu 4, 7, dan 10 menit. Setelah shot peening, kekerasan paduan diukur dengan mesin pengujian kekerasan Vickers. Setelah data kekerasan didapatkan, dilakukan studi literatur terkait sifat mekanik dan mikrostruktur paduan AZ91D setelah diberikan perlakuan shot peening. Selain itu, studi literatur terkait anodisasi paduan AZ91D juga dilakukan untuk memperkirakan pengaruh kombinasi shot peening dan anodisasi terhadap sifat mekanik dan ketahanan korosi paduan AZ91D. Variabel yang diamati pada perlakuan anodisasi adalah waktu, tegangan, dan rapat arus anodisasi.
Dari hasil percobaan pendahuluan dan studi literatur, dapat diketahui bahwa kekerasan dan ketahanan lelah paduan AZ91D meningkat akibat shot peening. Seiring peningkatan intensitas Almen, ketahanan lelah paduan AZ91D meningkat hingga mencapai maksimum dan turun pada batas intensitas Almen tertentu. Selain itu, anodisasi telah terbukti dapat meningkatkan ketahanan korosi. Jika durasi anodisasi meningkat, ketebalan lapisan anodisasi juga meningkat hingga batas tertentu. Peningkatan ketebalan lapisan anodisasi juga semakin cepat seiring peningkatan arus anodisasi. Oleh karena itu, arus anodisasi sebaiknya tinggi di awal dan rendah di akhir anodisasi. Selain itu, tegangan anodisasi juga mempengaruhi karakteristik lapisan anodisasi. Tegangan yang digunakan harus optimum agar lapisan anodisasi memiliki ketebalan yang cukup dan porositas yang rendah sehingga dapat meningkatkan ketahanan korosi paduan.
Perpustakaan Digital ITB