digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Peter Xandya Rudyan
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Peter Xandya Rudyan
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Peter Xandya Rudyan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Peter Xandya Rudyan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Peter Xandya Rudyan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Peter Xandya Rudyan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Peter Xandya Rudyan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Peter Xandya Rudyan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Bulu ayam merupakan produk samping dari industri sistim peternakan-pemotongan ayam yang tidak memiliki nilai berarti. Industri tersebut menghasilkan limbah bulu ayam sekitar sekitar 7-10% dari total berat ayam hidup. Limbah bulu ayam yang umumnya tidak dimanfaatkan dapat menyebabkan polusi bagi lingkungan, oleh karenanya bulu ayam ditimbun ke dalam tanah atau dibakar untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit. Padahal, bulu ayam mengadung 91% keratin yang dapat diolah menjadi bioproduk yang bernilai tinggi. Bio-konversi bulu ayam menjadi hidrolisat protein merupakan salah satu cara untuk memberikan nilai tambah pada bulu ayam. Barb bulu ayam pada penelitian ini didegradasi menjadi hidrolisat protein melalui dua tahap hidrolisis, yaitu hidrolisis kimiawi dengan NaOH konsentrasi rendah dilanjutkan hidrolisis biologis dengan fermentasi terendam oleh Bacillus subtilis. Hidrolisat dari proses hidrolisis kemudian digunakan untuk uji coba pembuatan film bioplastik. Hidrolisis kimiawi pada NaOH konsentrasi rendah yang direfleksikan dengan pH larutan 9, 10 dan 11 dilakukan pada temperatur ruang (26±2°C) selama 24 jam dan 48 jam, sementara hidrolisis biologis dengan fermentasi terendam oleh Bacillus subtilis dilakukan pada pH 8, temperatur ruang (26±2°C) dan shaking 150 rpm selama 5 hari. Persentasi degradasi barb bulu ayam melalui hidrolisis kimiawi pada NaOH konsentrasi rendah meningkat seiring bertambahnya waktu hidrolisis dari 24 jam menjadi 48 jam. Tingkat degradasi barb bulu ayam pada waktu hidrolisis 48 jam untuk pH 9, 10 dan 11 lebih tinggi 1,725, 1,519 dan 1,567 kali dibandingkan dengan waktu hidrolisis 24 jam. Konsentrasi protein terlarut pada hidrolisat protein melalui hidrolisis kimiawi juga meningkat seiring bertambahnya waktu hidrolisis kimiawi. Konsentrasi protein pada waktu hidrolisis kimiawi selama 48 jam untuk pH 9, 10, dan 11 masing-masing meningkat sebesar 1,589, 1,976 dan 2,347 kali dibandingkan dengan waktu hidrolisis kimiawi 24 jam. Perpanjangan waktu hidrolisis awal secara kimiawi dari 24 jam menjadi 48 jam dapat meningkatkan tingkat degradasi melalui hidrolisis secara biologis dari residu barb bulu ayam hasil hidrolisis awal secara kimiawi pada pH 9, 10, dan 11 masing-masing sebesar 1,43, 1,24 dan 1,16 kali. Konsentrasi protein terlarut pada hidrolisat protein melalui hidrolisis secara biologis juga meningkat seiring perpanjangan waktu hidrolisis awal secara kimiawi dari 24 jam menjadi 48 jam dengan peningkatan sebesar 1,229, 1,358 dan 1,363 kali untuk masing-masing hidrolisis awal pada pH 9, 10, dan 11. Pada percobaan pembuatan polimer, bioplastik dengan morfologi permukaan yang homogen dapat dihasilkan dari hidrolisat protein hasil hidrolisis kimiawi pada pH 11 selama 48 jam.