digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Annas Nursyahid
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Perubahan fungsi pada suatu kawasan dapat menurunkan luas areal hutan, meningkatkan jumlah patch, meningkatkan isolasi, serta pengaruh efek tepi. Efek tepi (edge effect) merupakan perbedaan kondisi lingkungan antara habitat interior dengan tepi hutan. Kehadiran efek tepi dapat dilihat dari perubahan secara gradual faktor abiotik dan biotik dari tepi sampai dengan interior hutan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan keberadaan efek tepi berdasarkan analisis faktor abiotik seperti sifat fisik dan kimia tanah serta mikroklimat pada area Cagar Alam Patengan I yang berbatasan dengan jalan, hutan produksi dan mikroklimat dibandingkan dengan zona interiornya. Sifat fisik tanah yang diukur adalah temperatur, kelembaban, bulk density, kadar air, dan porositas tanah sedangkan pengukuran sifat kimia tanah meliputi C-organik, N, pH, dan Kapasitas Tukar Kation (KTK). Data mikroklimat yang diukur adalah intensitas cahaya, kelembaban, dan suhu udara. Sampel tanah dan data mikroklimat diambil secara purposive sampling dengan tiga pengulangan kemudian dilakukan uji statistik Analysis of Variance (ANOVA) dan Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) menggunakan software SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (?=0,05; p>0.05) pada sifat fisik dan kimia tanah antara tiga area tepi dibandingkan dengan area pada zona interior. Hal yang berbeda terjadi pada variabel mikroklimat yang menunjukkan perbedaan yang signifikan (?=0,05; p<0.05) antara tepi cagar alam yang berbatasan dengan kebun teh dibandingkan dengan area pada zona interior yang mengindikasikan adanya pengaruh efek tepi.