digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alvin Chandra Putra
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Alvin Chandra Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Alvin Chandra Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Alvin Chandra Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Alvin Chandra Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Alvin Chandra Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Alvin Chandra Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Alvin Chandra Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Alvin Chandra Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Alvin Chandra Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kota Bandung memiliki intensitas pergerakan yang tinggi, yang perlu didukung oleh jaringan angkutan umum. Integrasi jaringan dan ketersebaran rute angkutan umum menjadi poin penting dalam kinerja angkutan umum. Untuk itu, kajian pengalihan rute angkutan kota dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung, dalam rangka integrasi rute angkutan umum di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daerah layanan angkutan umum di Kota Bandung secara terintegrasi, dan membandingkan hasil kajian pengalihan rute terhadap rute saat ini, dengan berbasis Sistem Informasi Geografis (GIS). Pemetaan jaringan angkutan umum dilakukan dengan ArcGIS, mencakup jaringan jalan, terminal, trayek angkutan kota eksisting dan hasil pengalihan, Bus Damri, Trans Metro Bandung, serta rel kereta api. Data tersebut diperoleh dari dokumen-dokumen yang tersedia. Daerah layanan jaringan meninjau walking distance dari masyarakat Kota Bandung, 200 m untuk angkutan kota dan 400 m untuk rel kereta. Evaluasi daerah layanan angkutan umum mencakup evaluasi efisiensi rute dan integrasi jaringan dengan analisis keterhimpitan rute; serta evaluasi ketersebaran wilayah rute dengan analisis rasio daerah layanan dan analisis transit accessibility. Efektivitas dari trayek angkutan umum dianalisis dengan tingkat keterhimpitan daerah layanan secara keseluruhan. Integrasi jaringan antarmoda dianalisis dengan analisis tingkat keterhimpitan per trayek bus kota terhadap rute angkutan kota. Efektivitas jaringan angkutan umum membaik setelah pengalihan angkot, dengan tingkat overlap antar angkot turun dari 69,44% menjadi 50,30%. Rute hasil pengalihan angkot terintegrasi lebih baik di seluruh trayek bus Damri dan TMB, dibandingkan dengan rute angkot eksisting, dengan melihat proporsi rute angkot yang berhimpit dengan rute bus kota. Tiga trayek angkot setelah pengalihan masih memiliki tingkat keterhimpitan tinggi dengan bus kota. Ketersebaran rute angkutan umum tidak meningkat setelah pengalihan rute angkot, dengan rasio daerah layanan di Kota Bandung meningkat sedikit dari 53,76% ke 54,44%. dan aksesibilitas mall PVJ, BIP, dan TSM dengan angkutan umum mengalami penurunan.